PPP Minta Gatot Nurmantyo Juga Imbau Setop Sebutan Cebong: Imbang Dong!

PPP Minta Gatot Nurmantyo Juga Imbau Setop Sebutan Cebong: Imbang Dong!

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengimbau sebutan kadrun dan kampret dihentikan karena melecehkan Tuhan. PPP meminta Gatot Nurmantyo juga mengimbau penyetopan kata cebong.

"Jadi Pak Gatot jangan hanya mengimbau menghilangkan kadrun dan kampret, cebong juga harus dihilangkan. Jadi imbang dong, jangan berat sebelah. Tokoh bangsa itu harus berdiri di tengah-tengah, bukan memihak salah satu," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi atau Awiek kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).


Awiek menegaskan sebutan kadrun, kampret dan cebong tidak diperlukan dalam perpolitikan negara ini. Masalahnya, netizen atau pelaku media sosial, kata Awiek, sudah mengidentifikasi kelompok yang berseberangan dengan mereka dengan sebutan-sebutan itu.


Karena itu, kata Awiek, Gatot seharusnya meminta semua sebutan dihentikan, bukan hanya kadrun dan kampret.

"Harusnya imbauan itu berlaku semuanya. Tidak hanya pelecehan bagi Tuhan selaku pencipta ya, pelecehan sesama manusia. Masak orang baik dibilang cebong, orang baik disebut kampret atau kadrun," ucap Awiek.

"Maka sebaiknya sebutan, labelisasi, terhadap dua kelompok tersebut harus dihilangkan," tegas Awiek.


Permintaan menghentikan sebutan kadrun dan kampret disampaikan Gatot Nurmantyo dalam video yang dibagikan akun Instagram-nya @nurmantyo_gatot yang bercentang biru seperti dilihat detikcom, Kamis (17/12). Gatot juga menyertakan caption 'jangan merendahkan bangsaku' di unggahannya itu.

"Dalam kesempatan ini juga saya mengimbau, secara tidak sadar ataupun sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, kita anak bangsa ini sudah merendahkan bahkan melecehkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mempunyai sebutan masing-masing ada yang menyebutkan kadrun, ada yang menyebutkan kampret, itu kan nama binatang, padahal itu ciptaan Tuhan, manusia kita semua," kata Gatot dalam video.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita