Polisi Malaysia: Penghina Lagu Indonesia Raya adalah WNI

Polisi Malaysia: Penghina Lagu Indonesia Raya adalah WNI

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Malaysia menyebutkan tersangka utama penghinaan lagu Indonesia Raya adalah seorang warga negara Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Inspektur Jenderal Polisi (IGP) Malaysia, Tan Sri Abdul Hamid Bador. 

Dilansir oleh Bernama, ia mengatakan informasi tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan pada seorang pekerja asal Indonesia berusia 40-an di Sabah. Pria tersebut merupakan salah satu tersangka dalam kasus tersebut. 
Tersangka WNI itu kemudian ditangkap di Sabah pada Senin (28/12) lalu. Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) juga menemukan petunjuk baru dalam penyidikan kasus penghinaan lagu Indonesia Raya tersebut. 

“Ya, PDRM telah mendapatkan petunjuk baru bahwa pelakunya dikabarkan berasal dari negara seberang (Indonesia) dan kami sedang menginterogasi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang siapa yang mengedit video tersebut,” ucap Abdul Hamid. 

Abdul Hamid juga mengatakan bahwa informasi tersebut telah laporkan kepada POLRI. Dikabarkan pula bahwa tersangka utama akan diketahui dalam waktu dekat. 

“Dalam kasus ini, ada pelaku kejahatan yang tidak bertanggung jawab dan memiliki motif jahat yang meremehkan lagu Indonesia Raya. Parodi ini membuat marah masyarakat Indonesia dan saya jamin tindakan drastis telah dilakukan oleh Bareskrim, yakni dengan membentuk Tim khusus untuk melacak pelakunya,” ujarnya. 

Abdul Hamid menegaskan bahwa setiap tindakan yang mencemari kehormatan suatu negara merupakan pelanggaran yang sangat serius. Ia mengingatkan masyarakat Malaysia untuk tidak melakukan tindakan serupa. 

“Saya peringatkan warga Malaysia untuk tidak melakukan tindakan yang menyebabkan kebencian apalagi benci di antara masyarakat di negara tetangga, kita hentikan,” pungkasnya. 

Sebelumnya, beberapa pekan lalu sebuah video diunggah di laman YouTube My Asean yang berisi lagu Indonesia Raya dengan lirik yang sudah diganti. Lirik-lirik yang disebutkan merupakan bentuk kebencian dan berisi kata-kata yang tidak pantas.  

Kedutaan Malaysia sebelumnya telah memastikan untuk mengusut tuntas masalah ini. Jika terbukti video tersebut dibuat oleh warga Malaysia, maka akan diberi hukuman tegas. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA