Negara Tidak Boleh Kalah? Rocky Sentil Jokowi Tak Ngerti Negara Hukum: Betul-betul Tak Pernah Membaca

Negara Tidak Boleh Kalah? Rocky Sentil Jokowi Tak Ngerti Negara Hukum: Betul-betul Tak Pernah Membaca

Gelora News
facebook twitter whatsapp




GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung menilai demokrasi Indonesia kini telah mati apabila melihat berbagai fenomena yang marak terjadi belakangan ini.

Rocky Gerung mengatakan, kehidupan politik saat ini tengah macet. Sebab, sejumlah fasilitas demokrasi seperti pers, kebebasan berpikir, dan kebebasan ekspresi terkesan sangat dibatasi.

Pernyataan itu dikemukakannya lewat sebuah video berjudul "Istana Norak, Demokrasi Indonesia Sudah Mati" yang diunggah dalam Kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (19/12/2020).

"Ya sekadar mengingatkan, era yang demokrasi sudah sedang berakhir dan itu keterangan dunia nasional dalam melihat Indonesia Tidak mengherankan bila akhirnya seluruh fasilitas yang disediakan oleh demokrasi yaitu pers, pikiran bebas, ekspresi, akhirnya harus dimusuhi," kata Rocky Gerung.

Rocky Gerung kemudian menyinggung soal hacker yang menurut dia ikut membunuh nafas demokrasi Indonesia. Sebab, hacker dinilai oleh dia menghambat perdebatan publik di dunia digital.

Padahal, diskusi di media sosial merupakan salah satu bentuk dari kebebasan berekspresi dan berpendapat setiap warga negara.

Oleh sebab itu, Rocky Gerung kemudian menyebut demokrasi Indonesia sebenarnya sudah mati. Hal itu menurut dia bisa ditandai dari pernyataan Presiden Jokowi tempo hari.

Rocky Gerung menyoroti Presiden Jokowi yang mengatakan "negara tidak boleh kalah".

"Saya kira demokrasi mati karena presiden udah ucapkan itu kemarin bahwa negara tidak boleh kalah. Bagaimana mungkin negara tidak boleh dikalahkan, yang mesti dikalahkan siapa," ujar Rocky Gerung.

Dengan tegas, Rocky Gerung lalu menilai pernyataan itu menandakan Jokowi memiliki pikiran yang buruk. Pernyataan tersebut menurut Rocky Gerung menandakan Jokowi telah mengintervensi keadilan.

"Ini pikiran buruk. Gak ngerti negara hukum dibuat untuk mengawasi kekuasaan negara. Bukan kepala negara yang minta buat negara gak boleh kalah," terang Rocky Gerung.

"(Pernyataan itu) Hinaan terhadap sistem keadilan kita. Presiden itu mengintervensi keadilan. Nanti kalau (dalam kasus) Habib Rizieq negara tidak boleh kalah, itu intervensi, noraknya cara berpikir istana," tegasnya melanjutkan.

Lebih lanjut, Rocky Gerung melihat Jokowi tidak paham kekuasaan. Dia tampak curiga apakah Jokowi sebenarnya tidak pernah membaca buku sejarah konstitusi sehingga tidak paham politik dunia.

Orang-orang Istana juga tidak luput disentil Rocky Gerung. Sebab, mereka membiarkan Jokowi seperti itu.

"Presiden gak paham kekuasaan. Betul-betul beliau gak pernah membaca sejarah konstitusi, tidak paham politik dunia. Sebetulnya di sekitar dia banyak Phd yang sebenarnya bodoh juga alias norak, atau dengan kata lain dungu. Bagiamana mungkin ucapan presiden muncul. Kan negara itu bagian di dalam proses hukum," tandas Rocky Gerung. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA