AS Tawarkan Miliaran Dolar Jika Jalin Hubungan dengan Israel, Kemlu RI: Hingga Kini Tak Ada Niat

AS Tawarkan Miliaran Dolar Jika Jalin Hubungan dengan Israel, Kemlu RI: Hingga Kini Tak Ada Niat

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Kementerian Luar Negeri (Kemlu) angkat bicara terkait kabar otoritas Amerika Serikat (AS) akan memberikan bantuan keuangan miliaran dolar AS kepada Indonesia jika bersedia menormalisasi hubungan dengan Israel. Kemlu menegaskan tidak ada niat Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.

"Saya ada membaca artikel dengan sinyalemen tersebut. Namun bukankah Ibu Menlu sudah sampaikan bahwa hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel?" kata Jubir Kemlu Teuku Faizasyah saat dimintai konfirmasi, Rabu (23/12/2020).

Faizasyah kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi, menurutnya, tidak relevan apabila Kemlu menanggapi kabar tawaran otoritas AS itu.

"Oleh karenanya, tidak relevan untuk menanggapi artikel/sinyalemen tersebut," ujar Faizasyah.

Saat ditanya kembali soal penegasan Indonesia tidak akan membuka hubungan dengan Israel, Faizasyah mengungkapkan pesan Menlu Retno LP Marsudi.

"Apa yang disampaikan Ibu Menlu sudah jelas," kata Faizasyah.

Sebelumnya, otoritas AS disebut akan memberikan bantuan keuangan miliaran dolar AS kepada Indonesia jika bersedia menormalisasi hubungan dengan Israel. Dorongan ini datang dari Presiden Donald Trump yang tengah memediasi negara-negara muslim untuk membangun hubungan dengan Israel.

Dilansir Bloomberg, Rabu (23/12), hal tersebut diungkapkan oleh CEO Korporasi Pembangunan Keuangan Internasional AS (DFC)--sebuah badan pemerintah yang berinvestasi di luar negeri, Adam Boehler, dalam sebuah wawancara pada Senin (21/12) waktu setempat di Hotel King David, Yerusalem.

Disebutkan Boehler bahwa DFC dapat melipatgandakan atau lebih portofolionya saat ini sebesar US$ 1 miliar jika Indonesia bersedia menjalin hubungan dengan Israel.

"Kami sedang membahasnya dengan mereka soal itu," sebut Boehler dalam wawancara itu.

"Jika mereka siap, mereka siap dan jika mereka melakukannya maka kami akan dengan senang hati mendukung secara finansial lebih dari apa yang kami lakukan," lanjutnya.

Boehler mengatakan dirinya tidak terkejut jika pendanaan organisasinya untuk Indonesia, yang merupakan negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, bertambah menjadi 1 atau 2 miliar dolar (AS) lagi.

Para pemimpin AS dan Israel mengatakan mereka mengharapkan lebih banyak negara untuk bergabung dalam gelombang kesepakatan normalisasi dengan Israel yang diumumkan dalam beberapa bulan terakhir. Negara-negara yang sudah bergabung antara lain, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita