Tambah 801, Kasus Baru COVID-19 di Jabar Melonjak Lagi

Tambah 801, Kasus Baru COVID-19 di Jabar Melonjak Lagi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Angka kasus baru terkonfirmasi virus Corona atau COVID-19 di Jawa Barat bertambah 801 kasus. Angka tersebut menyumbang 14,71 persen dari rekor kasus baru COVID-19 secara nasional yang mencapai angka 5.444 kasus pada hari ini, Jumat (13/11/2020).
Dalam laporan Satgas COVID-19 nasional hari ini, Jawa Barat berada di posisi ketiga dalam segi penyumbang kasus baru virus Corona. Jawa Tengah menjadi penyumbang kasus baru COVID-19 terbanyak dengan 1.362 kasus, diikuti DKI Jakarta dengan 1.033 kasus.


Sepekan terakhir angka kasus baru di Jabar ini merupakan yang tertinggi pada periode 1 Oktober 2020 - 13 November 2020. Penambahan yang terjadi hari ini membuat total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jabar mencapai 42.572 kasus.

9.782 orang masih menjalani perawatan atau isolasi, 32.049 sembuh dan 795 orang lainnya meninggal. Saat ini terdapat tiga zona merah di Jawa Barat di antaranya Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang

Dilihat dari titik sebaran kasus aktif, Kota Bekasi merupakan wilayah dengan jumlah pasien terbanyak di Jawa Barat dengan 1.778 orang, kemudian diikuti Kabupaten Bekasi (1.282 kasus), Kota Depok (1.168 kasus), Kabupaten Bogor (937 kasus).

Kasus positif COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) dua minggu pascalibur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 mengalami kenaikan, tapi tidak setinggi liburan panjang Agustus 2020. "Ini menandakan protokol kesehatan 3M dan pembatasan di destinasi wisata itu dilakukan dengan baik," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil usai rapat bersama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhur Binsar Pandjaitan melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (12/11/20).

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, kenaikan kasus setelah libur logis sebagai konsekuensi aktivitas warga. Tapi, menurutnya, yang patut disyukuri penting terjadi penurunan tren.


Provinsi dengan banyak destinasi wisata seperti Jabar memang berisiko ada kenaikan kasus COVID-19 terutama di masa libur panjang. "Dan memang risiko tinggi ada di kita karena penerbangan orang jarang. Sekarang orang berwisata naik sepeda motor atau mobil, dan orang Jakarta mayoritas larinya ke Jabar," tutur Emil.

Mengantisipasi libur Natal dan Tahun Baru akhir Desember, Emil meminta pemkab dan pemkot di Jabar mengantisipasi dengan merancang sistem pencegahan terintegrasi di tempat-tempat wisata dan pintu masuk daerah. "Hati-hati dan perbaiki (protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung wisata), karena libur panjang akan hadir di bulan Desember," ucap Emil.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita