Saat Meteorit Timpa Rumah Pria Tapteng Laku dengan Harga Selangit

Saat Meteorit Timpa Rumah Pria Tapteng Laku dengan Harga Selangit

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Peribahasa 'seperti ketiban durian runtuh' ternyata bukan isapan jempol belaka. Buktinya, dialami oleh keluarga di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut).
Kisah ketiban durian runtuh itu terjadi berawal dari kejadian pada 1 Agustus lalu pukul 16.30 WIB. Josua Hutagalung, warga Dusun Sitambarat, Kolang, Tapanuli Tengah (Tapteng), mendengar suara riuh di langit saat ia berada di belakang rumahnya.

Tidak berselang lama, dentuman keras terdengar tepat di samping rumahnya. Saat Josua mengecek, ternyata atap rumahnya di antara ruang tengah dan dapur sudah bolong.

"(Kejadian) Tanggal 1 Agustus. Awalnya, sebelum kejatuhan batu ada suara gemuruh di langit. Terus saya kerja buat peti mati. Lalu beberapa menit kemudian ada hantaman di atap sampai rumah goyang," kata Josua saat dihubungi, Rabu (18/11/2020).


Josua kemudian mencari penyebab yang membuat atap rumahnya bolong. Setelah dicek, dia mendapati tanah di rumahnya sudah berlubang sedalam lebih-kurang 15 sentimeter atau seukuran sejengkal orang dewasa.

Istri Josua kemudian menggali tanah tersebut. Taraa, seperti diberitakan, ditemukan baru yang diketahui adalah meteorit.

Josua sendiri mengaku tak langsung menemukan benda tersebut begitu jatuh ke tanah. Batu meteorit itu ditemukan masih dalam kondisi hangat beberapa menit setelah terdengar suara benda jatuh.


"Kan (batu) jatuh, yang menggali istri saya pakai cangkul. Lalu diambil istri saya, baru di depan rumah saya pegang. Batunya (nggak panas), sudah hangat. Karena awalnya kita cari nggak kelihatan, tapi beberapa menit kemudian baru ketemu," kata dia.

Kabar rumah Josua ditimpa meteorit sempat membuat warga heboh. Dia mengatakan pihak kecamatan dan TNI-Polri sempat datang ke rumahnya untuk memastikan kabar tersebut.



Josua mengatakan meteorit yang jatuh menimpa rumahnya telah dibeli seorang warga negara asing (WNA). Namun dia membantah menerima uang miliaran rupiah atas penjualan benda angkasa tersebut.

Meski tak sampai miliaran rupiah, harga meteorit itu tetap fantastis. Bahkan, atap rumah yang bolong pun ikut jadi 'durian'.

"Batunya kemarin saya jual Rp 200 juta batunya. Itu beratnya 1.800 gram. Itu saya jual ke orang Bali, atas nama Jared, bule tuh. Terus dia juga beli atap seng yang bolong Rp 14 juta. Jadi total Rp 214 juta," kata Josua.


Pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) juga telah merespons kejadian ini. Kepala Bagian Humas LAPAN Jasyanto mengatakan belum bisa menyebut batu itu meteor.

"Kami belum bisa identifikasi karena belum lihat langsung," kata Jasyanto, Senin (3/8). Dia meminta mengecek ke situs lapan.go.id soal informasi ada-tidaknya benda langit jatuh di wilayah Indonesia.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita