Ridwan Kamil: Pakde Saya Kyai, Meninggal Diculik Subuh oleh Gerombolan PKI

Ridwan Kamil: Pakde Saya Kyai, Meninggal Diculik Subuh oleh Gerombolan PKI

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sebagai keluarga korban kekejaman Partai Komunis Indonesia atau PKI. Lewat unggahan di akun Instagram pada Rabu siang, 30 September 2020, pria yang akrab disapa Emil itu meminta untuk tidak lupa mengibarkan bendera setengah tiang. 

Dalam unggahannya itu, Emil mengunggah foto kolase Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setengah tiang di depan Gedung Sate. Adapun foto di bawahnya adalah foto patung para pahlawan revolusi dan burung Garuda.

"Bendera Setengah Tiang. Jangan lupa hari ini tanggal 30 September 2020 dinaikkan oleh seluruh warga Jawa Barat sebagai simbol duka cita terkait pemberontakan Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI)," tulisnya melengkapi unggahan itu. 

Soal keluarganya yang menjadi korban PKI, menurut suami Atalia Praratya ini, menimpa pamannya, seorang ulama. "Pakde saya, KH. Mumu Muchtar Alm, meninggal dunia diculik subuh oleh gerombolan PKI saat Orde Lama. Luka ini begitu dalam," ia menambahkan. 

Emil juga mengingatkan, setelah mengibarkan bendera setengah tiang, pagi harinya, bendera dikerek penuh sampai pucuk tiang untuk memperingati Kesaktian Pancasila, 1 Oktober1965. "Jangan tinggalkan sejarah - Bung Karno," katanya. 

Ada netizen yang mengomentari unggahan itu agar ayah Arkana Aidan Misbach ini tidak mengabaikan kalimat sakti, Jasmerah,  jangan melupakan sejarah. Oleh Emil, komentar netizen berakun @diobndnsyh ini dijawab dengan tujuan meluruskan. "Bukan jangan melupakan tapi jangan meninggalkan. Bahasa Bung Karnonya never leave bukan never forget," tulis Ridwan. 

Di antara komentar yang serius-serius itu, ada akun pembesar payudara yang menumpang promosi. "Siapa sih yang dadanya rata, coba tag orangnya." Tak disangka, komentar nyeleneh ini dibalas oleh Emil. "Saya. Ada masalah?" (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita