Paus Fransiskus: Kapitalisme Telah Gagal dalam Pandemi Covid-19

Paus Fransiskus: Kapitalisme Telah Gagal dalam Pandemi Covid-19

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pemimpin gereja Katolik Roma Paus Fransiskus mengkritik soal kapitalisme. Menurutnya, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa kebijakan pasar bebas tidak dapat menyelesaikan semua kebutuhan paling penting umat manusia.

Komentar tersebut dia tuangkan dalam ensiklik setebal 70 halaman baru-baru ini. Untuk diketahui, ensiklik atau surat amanat Paus merupakan ajaran Paus mengenai iman dan kesusilaan. Ini adalah bentuk pengajaran kepausan tertinggi dalam Gereja Katolik Roma.

Dalam enklisik terbarunya yang disebut "Fratelli Tutti" atau "Brothers All", Paus Fransiskus menguraikan visinya untuk dunia pasca-pandemi.

"Pasar dengan sendirinya tidak dapat menyelesaikan setiap masalah, betapapun kami diminta untuk mempercayai dogma iman neoliberal ini," tulis paus.

Dia menambahkan bahwa kapitalisme pasar bebas "mereproduksi dirinya sendiri" dengan menggunakan teori ajaib "spillover" atau "trickle" sebagai satu-satunya solusi untuk masalah masyarakat.

Spillover atau limpahan dalam ilmu ekonomi adalah peristiwa ekonomi dalam satu konteks yang terjadi karena sesuatu yang lain dalam konteks yang tampaknya tidak berhubungan.

Menurut Paus, "limpahan" semacam ini tidak menyelesaikan ketidaksetaraan yang menimbulkan bentuk kekerasan baru yang mengancam tatanan masyarakat.

Dalam enklisik yang sama, Paus Fransiskus juga menegaskan kembali visinya untuk masyarakat yang lebih komunal, yang mencakup penggunaan properti pribadi.

"Tradisi Kristen tidak pernah mengakui hak milik pribadi sebagai mutlak atau tidak dapat diganggu gugat dan telah menekankan tujuan sosial dari semua bentuk milik pribadi," tulis Paus, seperti dikabarkan CNN (Minggu, 11/10).

Hal lain yang juga disinggung oleh Paus Fransiskus dalam enklisiknya antara lain adalah soal imigrasi, hukuman mati, populisme, dan ketidakadilan ekonomi.

Dia juga menyinggung rasisme dan menyebutnya sebagai virus yang bermutasi dengan cepat dan bukannya menghilang, malah bersembunyi untuk menunggu" (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita