Mantan Menteri AS: Empati Untuk Pemimpin Yang Paling Tidak Berempati Di Dunia

Mantan Menteri AS: Empati Untuk Pemimpin Yang Paling Tidak Berempati Di Dunia

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Penjuru dunia memusatkan perhatiannya kepada apa yang dialami Trump saat ini. Tiba-tiba saja semua orang menjadi kasihan kepada sosok yang saat ini sedang berjuang melawan Covid-19 di tubuhnya.

Joe Biden berdoa untuknya. Kamala Harris mengiriminya harapan yang tulus. Presiden Obama mendoakan dan mengingatkan semua agar menjaga kesehatan.

"Saya mendapati diri saya merasa kasihan pada Donald Trump. Orang malang itu sekarang sedang melawan Covid-19. Dia ada di rumah sakit. Dia keluar dari bentuknya selaa ini. Usianya yang telah menginjak 74 tahun membuat kondisinya bisa menjadi memprihatinkan," kata Robert Reich, mantan Menteri Tenaga Kerja AS, dalam tulisannya di The Guardian, Minggu (4/10).

"Tapi tunggu dulu, mengapa kita harus merasa empati terhadap salah satu orang yang paling tidak berempati di dunia?" tanyanya Reich.

Pakar ekonomi ini mengungkapkan, salah satu alasannya adalah karena rasa hormat. "Dia manusia. Dia presiden kita," kata Reich.

Namun, ada asimetri di sini. Sementara kampanye Biden telah menghapus semua iklan televisi bernada negatif untuk menghormati Trump, tim kampanye Trump malah tetap gencar melayangkan iklan negatif, dan samai saat ini terus berlanjut.

Reich menulis, pada saat yang hampir bersamaan ketika Biden, Harris, dan Obama mengucapkan doa dan kata-kata penghiburan untuk Trump, kampanye Trump tetap menuliskan kalimat kecaman seperti: “Lyin 'Obama dan Phony Kamala Harris” dan menuduh bahwa “Sleepy Joe tidak cocok menjadi Presiden Anda.”

Bagaimana jika Biden yang terkena Covid-19? "Bisakah Anda bayangkan jika Biden yang tertular Covid? Bisa jadi Trump akan menguasainya. Dia akan menyerang Biden sebagai orang yang lemah, lemah, dan tua," kata Reich.

Sebelumnya Trump kerap mengejek Biden. Juga mengejek Biden yang menggunakan masker.

“Lihat, masker itu tidak bekerja!" kat Trump, lalu mencemooh Biden, "Sepertinya dia terkena Covid di ruang bawah tanahnya!"

Bagaimana kita bisa yakin Trump mengidap penyakit itu? Dia berbohong tentang hal lainnya. Mungkin dia akan muncul kembali dalam satu atau dua hari, segar dan santai, mengatakan "Covid bukan masalah besar". Dia akan mengklaim bahwa dia menggunakan hydroxychloroquine, dan itu menyembuhkannya. Dia akan membual bahwa dia menang melawan Covid karena dia kuat dan berkuasa, tulis Reich.

'Pertempuran' Trump melawan Covid ini telah mengalihkan perhatian bangsa dari pengungkapan kasus pajaknya, juga dari acara debatnya yang buruk di Cleveland yang banyak dicemooh orang. Bahkan bisa jadi telah mengalihkan pikiran orang-orang dari kekacauan tanggapannya atas pandemi yang membuat Amerika menjadi nomor satu kasus Covid-19.

"Dia meremehkannya, mengalihkan tanggung jawab kepada gubernur, dan kemudian menuntut mereka mengizinkan bisnis dibuka kembali terlalu dini agar ekonomi terlihat baik sebelum pemilihan," ujar Reich.

Trump dan pendukungnya akan melakukan apa saja untuk mempertahankan dan memperbesar kekuatan mereka.

Mungkin saja pada akhir pekan ini kita semua bersimpati kepada Trump, sambil mengakui bahwa dia sedang menundukkan Amerika pada ujian moral. Namun, masyarakat macam apa yang diinginkan bangsa ini?" tulis Reich(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita