Faktor Usia dan Berat Badan, Bisakah Trump Melewati Jeratan Covid-19?

Faktor Usia dan Berat Badan, Bisakah Trump Melewati Jeratan Covid-19?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sejauh ini kondisi Presiden Donald Trump dan ibu negara terlihat stabil dan baik-baik saja walaupun pada Jumat (2/10) Trump telah mengumumkan bahwa dia dan istri terkena Covid-19. Namun, dilihat dari usia dan berat badan, Trump memiliki faktor resiko yang cukup mengkhawatirkan.

Trump hanya mengalami gejala ringan seperti lesu dan batuk ringan, menurut laporan New York Times.

Tetapi mengingat Trump adalah laki-laki dengan usia 74 tahun, dan mengalami kelebihan berat badan, itu akan membuat faktor resiko yang tidak bisa dianggap ringan. Apalagi saat ini Trump harus menjalani perawatan di rumah sakit militer untuk Covid-19 yang dideritanya.

Michael Head, profesor kesehatan global di Universitas Southampton mengatakan Trump sebagai orang yang rentan karena memiliki faktor-faktor resiko, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (2/10).

Bahkan, kemungkinan Trump akan menderita infeksi virus corona yang parah karena beberapa alasan, seperti:

Trump berusia 74, termasuk dalam kategori berisiko tinggi

Pada usia seperti ini, risiko Trump memiliki infeksi virus corona yang parah dan berakibat fatal adalah 90 kali lebih tinggi daripada seseorang yang berusia antara 18 dan 29 tahun.

Dia juga memiliki risiko lima kali lebih besar untuk dirawat di rumah sakit daripada seseorang dari kelompok usia itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Tingkat kematian rata-rata untuk pasien virus korona, yang usianya sama dengan usia Trump, adalah sekitar 4,2 persen menurut peneliti Dartmouth, meskipun penelitian itu masih memerlukan pendalaman.

Pria cenderung memiliki hasil yang lebih parah

Jumlah pria di AS yang telah dirawat di rumah sakit karena virus corona berjumlah sekitar 20 persen lebih tinggi daripada wanita, berdasarkan angka CDC. Dan bahwa laki-laki meninggal karena virus lebih dari dua kali lipat jumlah perempuan.

Para ilmuwan belum menentukan secara pasti mengapa tingkat kematian pria lebih tinggi, tetapi setidaknya satu studi menemukan bahwa wanita mengembangkan respons sel-T yang lebih kuat terhadap virus corona daripada pria, yang dapat membantu sistem kekebalan mereka.

Hasil yang lebih buruk di antara pria juga bisa berkaitan dengan perilaku: Para ilmuwan telah mencatat bahwa, rata-rata di seluruh dunia, pria sering makan kurang bergizi daripada wanita dan lebih cenderung merokok . Yang lain berpendapat bahwa pria tidak terlalu serius melakukan pencegahan dan menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak secara fisik, atau mencuci tangan, sehingga dapat meningkatkan peluang mereka terpapar.

Berat badan Trump menempatkannya dalam kategori obesitas

Trump memiliki berat 244 pound pada bulan Juni. Dengan tinggi 6 kaki 3 inci, itu menempatkan indeks massa tubuhnya (BMI) sedikit di atas 30, menempatkannya dalam kategori obesitas, menurut CDC.

Obesitas sering kali disertai dengan risiko kesehatan lainnya, termasuk peradangan kronis, pembekuan darah, dan gangguan respons kekebalan. Ini juga terkait dengan kemungkinan penyakit yang lebih tinggi seperti diabetes, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru, yang semuanya menjadikannya faktor risiko untuk kasus Covid-19 yang parah.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien Covid-19 dengan obesitas sedang memiliki risiko lebih dari dua kali lipat untuk dirawat di rumah sakit daripada pasien tanpa kondisi tersebut. Risiko kematian mereka juga hampir 50 persen lebih tinggi.

Gaya hidup Trump yang tidak banyak bergerak bisa menimbulkan risiko

Penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat mencegah orang terkena sindrom gangguan pernapasan akut, salah satu penyebab utama kematian Covid-19.

Sebuah studi baru- baru ini menemukan bahwa kemungkinan pasien virus Corona dirawat di rumah sakit 1,5 kali lebih tinggi pada mereka yang gaya hidupnya tidak banyak bergerak daripada mereka yang berolahraga secara teratur.

Trump sangat aktif berkampanye dalam beberapa bulan terakhir, tetapi gaya hidupnya secara keseluruhan tidak menunjukkan dia banyak melakukan aktivitas gerakan atau berolah raga, kecuali bermain golf. Trump lebih banyak menghabiskan banyak waktunya duduk dalam rapat dan transit.

Trump memiliki riwayat kolesterol tinggi

Laporan medis terbaru Trump menunjukkan kadar kolesterol totalnya 167 miligram per desiliter, menurut Journal of the American College of Cardiology. Di masa lalu  Trump telah bergumul dengan peningkatan kolesterol.

Pada tahun 2018 , kadar kolesterol LDL-nya, jenis yang paling terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke, adalah 143 miligram per desiliter, dan kadar kolesterol keseluruhannya adalah 223 miligram per desiliter. Kedua pengukuran tersebut adalah "batas ke ketinggian sedang," menurut The Journal of American College of Cardiology.

Tingkat kematian pasien virus corona dengan kolesterol tinggi hampir tiga kali lebih tinggi daripada tingkat kematian pasien dengan kolesterol normal, menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

Trump juga mengonsumsi statin, obat yang menurunkan kadar kolesterol, menurut laporan medis terbarunya. Penelitian telah menunjukkan bahwa statin dapat menurunkan risiko seseorang mengembangkan kasus Covid-19 yang parah.

Sangat berbahaya untuk berspekulasi tentang bagaimana virus akan mempengaruhi setiap orang, karena daya tahan tubuh setiap orang berbeda.

"Hanya karena dia memiliki faktor risiko tidak berarti dia akan menderita penyakit parah atau menyerah pada penyakit itu," kata Dr Nathalie McDermott, dari Kings College London, seperti dikutip dari BBC.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita