Wakil Ketua LP PBNU: Mengapa Jokowi Pertahankan Menag yang Sering Bikin Keributan di Negara ini?

Wakil Ketua LP PBNU: Mengapa Jokowi Pertahankan Menag yang Sering Bikin Keributan di Negara ini?

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Belum tuntas masalah tudingan huffaz Al Quran bagian kaum radikal, Menteri Agama Fachrul Razi kini dihadapkan pada masalah ‘sertifikasi penceramah agama’.

Soal sertifikasi penceramah itu, Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin membeberkan bahwa program yang dicanangkan Kemenag itu, bukan sertifikasi penceramah tetapi “Penceramah Bersertifikat”.

Menurut Kamaruddin, program itu merupakan arahan dari Wapres Ma'ruf Amin yang juga merupakan Ketum MUI.

Politisi PKS Hidayat Nur Wahid menyebut klarifikasi Kemenag soal sertifikasi penceramah itu justru akan menambah kontroversi.

“Ini klarifikasi yang akan nambah kontroversi. Apalagi katanya “tak ada konsekwensi apapun”. Maka untuk apa ngotot membuat program yang resahkan Umat, ditolak banyak pihak seperti SekUm MUI? Apalagi program & anggarannya belum pernah di-acc oleh DPR. Dibatalkan lebih baik!” tegas Hidayat di akun Twitter @hnurwahid.

Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU Umar Hasibuan menyoal sepak terjang Fachrul Razi.  Mantan staf khusus Mendagri Gamawan Fauzi ini juga mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang masih mempertahankan Fachrul Razi di kursi Menag.

“Pak @jokowi kenapa sih Anda tetap pertahankan Menag yang sering bikin keributan di negara ini? Hari ini entah keributan apalagi yang akan Menag lakukan,” tulis Umar di akun Twitter @umar_hasibuan75 meretweet tulisan bertajuk “Kemenag Tegaskan Bukan Sertifikasi Penceramah, tapi Penceramah Bersertifikat”.

Tak hanya itu, Umar Hasibuan juga menentang tudingan Menag Fachrul Razi, bahwa huffaz Al Quran bagian dari kaum radikal.

“Saya bingung kenapa Menag benci banget dengan Islam. Sampai nuduh Huffaz Al Qur’an bagian kaum radikal. Sebagai pemilik pesantren yang santri saya para Huffaz Al Qur’an jujur saja saya marah dengan ucapan Menag ini. Karena saya gak pernah ajarkan santri/wati saya jadi teroris dan radikalis,” tegas @umar_hasibuan75.

Sebelumnya, Menag Fachrul Razi mengungkapkan, cara masuknya paham-paham radikalisme di aparatur sipil negara (ASN) bisa melalui Masjid-masjid.

“Cara masuk mereka gampang, pertama dikirim seorang anak yang good locking, penguasaan bahasa Arabnya bagus, hafiz (penghafal Alquran), mulai masuk, tiba-tiba jadi imam, lama-lama orang di situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid, kemudian mulai masuk di Kementerian dan lain sebagainya,”   kata Fachrul Razi dalam acara webinar bertema ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, yang disiarkan melalui channel Youtube, Kemenpan/RB (02/09). [itoday]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA