Rizal Ramli Pertanyakan Kebijakan Jokowi yang Out of The Box, Netizen: Bisnis Racun Kalajengking

Rizal Ramli Pertanyakan Kebijakan Jokowi yang Out of The Box, Netizen: Bisnis Racun Kalajengking

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, menyenggol pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy yang meminta generasi milenial agar selalu berpikir out of the box.

Menurut Muhadjir, cara berpikir out the box sudah dicontohkan oleh Presiden Joko Widodo.

"Hah.. hah? Mana kebijakan dan tindakan Out-Of-the-Box? Yang ada banyak pidato-pidato out-of-the-box," tulis Rizal Ramli di akun Twitternya @RamliRizal.

Dalam kicauan tersebut, Rizal Ramli mencatut sebuah artikel dari CNN Indonesia soal pernyataan Muhadjir Effendy.

Tertulis dalam artikelnya, Muhadjir menganggap pola pemikiran Jokowi bisa dicontoh oleh kaum milenial karena luar biasa (out of the box).

"Upayakan cara ini (berpikir kreatif) dikembangkan, seperti yang dilakukan Pak Joko Widodo. Berpikir out of the box," ujar Muhadjir dalam acara Gebyar Milenial Revolusi Mental peringatan HUT ke-56 Sulawesi Utara yang disiarkan melalui zoom meeting, Rabu (23/09/2020).

Muhadjir mengklaim, Joko Widodo kerap berpikir luar biasa ketika mengatasi suatu persoalan.

Sontak kicauan Rizal Ramli tadi langsung disambut oleh ratusan warganet yang terpancing untuk berkomentar.

"Pak mentri @muhadjir_ef, pikiran mana yang bisa ditiru? Jujur sajalah. Bapak sendiri sebagai @kemenkopmk yang membawahi @KemenkesRI, apa peranannya? Kenapa @kemenkomarves yang menangani covid? Ini yang namanya out of the box?" sahut pemilik akun @rezky***

"Betul pak! Saking "Out of The Box" Rakyat disuruh bisnis "Racun Kalajengking". Suruh Petani berhenti tanam sawit, diganti dengan "Jengkol". Benar-benar tidak terpikirkan oleh Rakyat sebelumnya!" celetuk warganet lainnya @Jenar**

Sementara di artikel yang disebarkan Rizal Ramli tadi, disebutkan sejumlah contoh cara berpikir out of the box ala Jokowi. Misalnya membuka sektor pariwisata Indonesia saat awal pandemi virus corona (Covid-19).

Kemudian pengerahan influencer untuk mengampanyekan protokol kesehatan dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

Serta mulai mengampanyekan istilah new normal awal Juni 2020 ketika kasus Covid-19 di RI belum menurun. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita