Adhie Massardi: Di Balik Surat KAMI untuk Jokowi, Salah Menganggap Komunisme Sudah Mati

Adhie Massardi: Di Balik Surat KAMI untuk Jokowi, Salah Menganggap Komunisme Sudah Mati

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Anggapan bahwa komunisme sudah mati terjadi karena kesalahan persepsi dan referensi selama ini. Faktanya, komunisme masih hidup dan segar bugar, lagi semakin perkasa.

Demikian dikatakan Adhie M. Massardi yang merupakan salah seorang deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ketika menjelaskan surat yang dikirimkan organisasi itu kepada Presiden Joko Widodo mengenai kebangkitan komunisme gaya baru.

Menurut Adhie dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL, kesalahan persepsi dan referensi itu baru disadari.

“Selama ini kita, termasuk para pengamat politik, salah persepsi dan salah referensi soal komunis. Kita mengira komunisme sudah mati dan tak perlu ditakuti karena referensinya Eropa Timur dan Uni Soviet yang sudah bubar. Sementara Republik Rakyat China kita sangka sudah menjadi kapitalisme hanya karena pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup sebagian rakyatnya,” ujar Adhie Massardi.

Setelah Xi Jinping pada 11 Maret 2018 menobatkan diri sebagai Pemimpin Partai Komunis dan presiden China seumur hidup, barulah dunia terperanjat. Dan lebih terperanjat lagi ketika Xi Jinping menghalalkan segala cara untuk aneksasi dan berangus demokrasi di Hongkong.

“Xi Jinping telah mengaktifkan seluruh sel komunis untuk mengawal kekuasaan dan menghegemoni negara-negara yang diberi bantuan ekonomi secara besar-besaran. Nepal, contohnya, dilestarikan di bawah pemerintahan komunis Maois,” sambung Adhie Massardi lagi.

Dia menambahkan, di balik bantuan ekonomi, China menyelendupkan ideologi komunis ke negara-negara yang memdekati untuk mendapatkan bantuan ekonomi.

Katanya lagi, pengkhianatan G30S/PKI pimpinan DN Aidit 100 persen didukung Partai Komunis China yang saat itu dipimpin Mao Zedong.

“Kini pemerintahan Indonesia hubungannya sangat erat dengan China. Kenyataan ini menambah kekhawatiran KAMI terhadap menguatnya neo PKI di Indonesia, selain munculnya keterbelahan sosial di masyarakat yg ditengarai merupakan cara PKI di masa lalu mengadu-domba dan merusak keharmonisan kehidupan beragama di tanahair,” demikian Adhie Massardi. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA