PM Vanuatu 'Ditelanjangi' Diplomat Indonesia di Sidang PBB: Anda Bukan Representasi Orang Papua!

PM Vanuatu 'Ditelanjangi' Diplomat Indonesia di Sidang PBB: Anda Bukan Representasi Orang Papua!

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO -Vanuatu kembali mengusik Indonesia dengan mengungkit isu pelanggaran HAM di Papua. Diplomat perwakilan Indonesia, Silvany Austin Pasaribu lantas membalasnya dengan jawaban menohok.

Awalnya Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman mengungkit soal isu pelanggaran HAM di Papua itu dalam Sidang Majelis Umum PBB. Indonesia kemudian memakai hak jawabnya untuk membantah Vanuatu.

Perdana Menteri Vanuatu “Ditelanjangi” Diplomat Indonesia di Sidang PBBPerdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman saat mengungkit soal isu pelanggaran HAM di papua (YouTube United Nations)
Bob Loughman kemudian "ditelanjangi" habis-habisan dengan jawaban-jawaban menohok diplomat Indonesia, Silvany Austin Pasaribu.

"Saya bingung, bagaimana bisa sebuah negara berusaha mengajarkan negara lain, tapi tidak mengindahkan dan memahami keseluruhan prinsip fundamental Piagam PBB," kata Diplomat perwakilan Indonesia, Silvany Austin Pasaribu dalam pidatonya di akun Youtube PBB, Minggu (27/9/2020).

Silvany kemudian mengatakan bahwa tuduhan Vanuatu itu hal yang memalukan. Vanuatu, menurutnya, terlalu ikut campur dengan urusan Indonesia.

"Ini memalukan, bahwa suatu negara terus memiliki obsesi tidak sehat yang berlebihan tentang bagaimana seharusnya Indonesia bertindak atau memerintah sendiri," ujarnya tegas.

Silvany juga meminta Vanuatu menjalankan terlebih dahulu apa yang tercantum dalam Piagam PBB. "Sebelum hal itu dilakukan, tolong jangan menceramahi negara lain," ungkap Silvany.

Lebih lanjut, Silvany menegaskan bahwa Vanuatu bukanlah representasi masyarakat Papua. Dia meminta Vanuatu tak berkhayal soal Papua di Indonesia.

"Kalian bukan representasi masyarakat Papua, dan tolong jangan berkhayal mengenai hal tersebut," kata Silvany.

Selain itu, dia juga bicara terkait masalah HAM yang kerap dipakai sebagai kedok. Dia mengungkit soal dukungan PBB kepada Indonesia.

"Indonesia akan terus berjuang melawan advokasi separatisme di balik kedok kekhawatiran HAM. Papua dan Papua Barat adalah bagian tak terpisahkan dari Indonesia sejak 1945. Hal ini sudah didukung PBB dan komunitas global sejak beberapa dekade lalu. Ini sudah final, tak dapat diubah, dan permanen," Tegasnya.[]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA