India-Pakistan Bentrok Di Perbatasan, Tiga Tewas dan Lainnya Luka-luka

India-Pakistan Bentrok Di Perbatasan, Tiga Tewas dan Lainnya Luka-luka

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Bentrokan antara tentara Pakisatan dan tentara India kembali terjadi di sepanjang perbatasan Kashmir pada Selasa (29/9). Seorang tentara Pakistan dan seorang warga sipil tewas dalam bentrokan ini, menurut laporan dari pihak Pakistan.

Ini adalah bentrokan terbaru antar rival lama dari serangkaian pertempuran yang terjadi di sepanjang Garis Kontrol (LoC), perbatasan de facto yang membagi wilayah sengketa Jammu dan Kashmir.

“Angkatan Darat India melakukan tembakan tak beralasan di Sektor Baroh dan Tandar di sepanjang LOC yang menargetkan penduduk sipil," isi pernyataan Angkatan Darat Pakistan, seperti dikutip dari Eurasia Time, Selasa (29/9).

Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang sedang memeluk syahdat [kemartiran] sementara empat warga sipil termasuk seorang wanita dan seorang pria berusia 80 tahun terluka,” lanjut pernyataan itu.

Tembakan tak jelas dari pasukan India itu kemudian dibalas oleh tentara Pakistan.

Namun, juru bicara Angkatan Darat India membantah adanya cedera atau korban jiwa dalam bentrokan itu. Islamabad juga memanggil Kuasa Usaha India Gaurav Ahluwalia ke Kementerian Luar Negeri setelah insiden itu, menurut pernyataan resmi.

Hubungan yang tegang antara dua kekuatan nuklir Asia Selatan semakin memanas setelah India membatalkan ketentuan khusus negara bagian Jammu dan Kashmir pada Agustus tahun lalu.

Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan di beberapa bagian tetapi diklaim oleh keduanya secara penuh. Sebagian kecil wilayah tersebut juga dikuasai oleh China.

Sejak mereka dipecah pada tahun 1947, New Delhi dan Islamabad telah berperang sebanyak tiga kali, pada 1948, 1965, dan 1971. Dua perang di antaranya memperebutkan Kashmir.

Beberapa kelompok Kashmir telah berperang melawan pemerintahan India untuk kemerdekaan, atau untuk penyatuan dengan Pakistan.
Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang terbunuh dan disiksa dalam konflik yang berkobar pada tahun 1989 itu. (Rmol)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita