Ade Armando Sebut Sumbar Jalan Mundur ke Abad Kegelapan, Harus Diselamatkan

Ade Armando Sebut Sumbar Jalan Mundur ke Abad Kegelapan, Harus Diselamatkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Ade Armando mengaku prihatin dengan kondisi provinsi Sumatera Barat (Sumbar) saat ini.

Ade menyebut banyak kebijakan pemerintah daerah dan masyarakat adat Minangkabau yang mencerminkan sikap anti Pancasila, seperti pelarangan Injil berbahasa Minang dan pelarang Natal.

Menurut Ade, kondisi Sumbar saat ini sudah berbeda berbeda dengan Sumbar di masa lalu.

Padahal, kata Ade, Sumbar pernah melahirkan tokoh-tokoh hebat, seperti Bung Hatta, Agus Salim, Syahrir, Tan Malaka, Hamka, Natsir, dan Muhammad Yamin.

“Kalau Bung Hatta masih hidup, mungkin dia juga akan khawatir dengan apa yang terjadi di tempat kelahirannya itu. Tanya saja anak dan cucu Bung Hatta tentang Sumatra Barat. Saya duga jawabannya adalah prihatin,” kata Ade, dikutip Pojoksatu.id dari channel Youtube Cokro TV, Minggu (6/9).

Ade menegaskan bahwa ucapan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang berharap agar masyarakat Sumbar mendukung negara Pancasila sudah benar.

Menurut Ade, apa yang disampaikan Puan merupakan wujud keprihatinan masyarakat Minang yang saat ini berada di luar Sumbar.

Pria berdarah Minang ini kecewa sikap intoleran yang ditunjukkan pemerintah daerah Sumbar dan sekelompok masyarakat adat.

“Mereka sangat percaya bahwa tanah Sumatera Barat hanya diperuntukkan bagi umat Islam. Hak-hak non-muslim dengan gampang ditiadakan. Ini jelas-jelas anti Pancasila,” cetus Ade.

“Buat saya ini jelas membawa Sumatera Barat semakin terpuruk. Tak mungkin akan ada kemajuan selama cara berpikir yang anti keberagaman, anti Pancasila itu masih hidup di tanah Minang,” tambah Ade.

Peringatan Puan Maharani, kata Ade, merupakan momentum bagi warga Sumatra Barat untuk introspeksi diri dan menyelamatkan Sumbar dari keterpurukan.

“Banyak orang prihatin bahwa Sumatera Barat yang dulu dikenal sebagai pusat kaum intelektual yang berpikiran terbuka, pluralis, demokratis, sekarang seperti berjalan mundur ke abad kegelapan,” cetus Ade.

“Sebagai seorang berdarah Minang, saya berdoa agar Sumatera Barat berani membuka mata. Saya berdoa masyarakat Sumatra Barat mau menggunakan akal sehat mereka. Karena akal adalah karunia Allah yang jangan disia-siakan. Dan hanya dengan menggunakan akal sehat, Sumatra Barat akan selamat,” tandas Ade Armado.[]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita