PD Bela Ibas: Pendukung Jokowi Jangan Kebakaran Jenggot

PD Bela Ibas: Pendukung Jokowi Jangan Kebakaran Jenggot

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Partai Demokrat (PD) membela Waketum Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas yang dikritik parpol pro-Jokowi karena menyebut ekonomi era Presiden ke-6 SBY meroket. PD meminta parpol pendukung Presiden Jokowi tidak kebakaran jenggot.

"Harusnya ini jadi cermin bagi pemerintah. Bukan malah partai-partai pendukung pemerintah kebakaran jenggot dengar pernyataan Mas Ibas. Tiap pemerintahan ada tantangannya masing-masing. Jauh sebelum badai Covid menerpa, tren ekonomi kita di bawah pemerintahan ini memang terus turun. Itu fakta," kata Wakil Sekjen PD Jansen Sitindaon kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).

PD mengatakan, pemerintahan SBY sebelumnya sudah mewarisi anggaran yang tinggi untuk kemudian dilanjutkan pemerintahan Jokowi. PD pun memamerkan capaian pertumbuhan ekonomi era SBY.


Dan harap diingat, pak Jokowi bisa membangun seperti sekarang ini ya karena diwarisi anggaran yang tinggi dari pemerintahan SBY. Coba kalau anggarannya sebesar yang ditinggalkan Ibu Mega (Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri -red), bisa bangun apa?" kata Jansen.

Diberitakan sebelumnya, Ibas menyoroti kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Ibas menyebut ekonomi era Presiden SBY yang merupakan ayahnya, meroket.

"Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan, dan keyakinan dan bukti, bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain, termasuk tentang presentasi tingkat kemiskinan dan pengangguran," ucap Ibas.

Pernyataan Ibas dikritik Golkar dari koalisi Jokowi. Golkar menilai Ibas seperti kurang wawasan dengan pernyataan itu.

"Pernyataannya Mas Ibas sangatlah tidak tepat membandingkan perkembangan ekonomi di era saat pandemi COVID-19 dengan kondisi normal di era Presiden SBY," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (7/8).(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita