Kini Rugi Rp 11 T, Intip Laporan Keuangan Pertamina 6 Tahun Terakhir

Kini Rugi Rp 11 T, Intip Laporan Keuangan Pertamina 6 Tahun Terakhir

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - PT Pertamina (Persero) mencatat kerugian US$ 767,92 juta atau setara dengan Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500) pada periode semester I-2020. Ini kali pertama Pertamina rugi dalam beberapa tahun terakhir.

detikcom merangkum laporan keuangan badan usaha milik negara (BUMN) di sektor minyak dan gas (migas) itu dalam masa semester I-2014 hingga semester I-2019 atau selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dalam rentang waktu semesteran tersebut, Pertamina tercatat tidak pernah mengalami kerugian.

Advertisement
Perseroan mencatatkan laba semester I-2014 US$ 1,13 miliar, semester I-2015 US$ 570 juta, semester I 2016 US$ 1,83 miliar, semester I-2017 US$ 1,4 miliar, semester I-2018 US$ 311 juta, dan semester I-2019 US$ 660 juta.

Kemudian laporan keuangan tahunan pun demikian. Pertamina tidak pernah mengalami kerugian. Pertamina mengantongi laba US$ 1,5 miliar pada 2014 dan US$ 1,42 miliar di 2015.

Berikutnya laba perseroan tercatat pada 2016 US$ 3,14 miliar, 2017 US$ 2,54 miliar, 2018 USS 2,53 miliar, dan 2019 US$ 1,98 miliar. Namun untuk 2019, berdasarkan publikasi perusahaan pada 18 Juni disebutkan laba Pertamina US$ 2,53 miliar.

Pertamina baru mengalami kerugian bersih pada semester I-2020 rugi US$ 767,92 juta.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyebut penurunan lifting minyak merupakan penyumbang terbesar terhadap penurunan penjualan ekspor migas, ini yang menyebabkan Pertamina merugi.

Fahmy mengatakan semestinya pendapatan penjualan BBM bisa meningkat pasalnya Pertamina tidak menurunkan harga BBM pada saat harga saat harga minyak dunia sedang terpuruk selama 2020.

"Dalam kondisi merugi itu, keputusan Pertamina untuk akuisisi ladang minyak di luar negeri merupakan keputusan blunder, yang akan memperbesar kerugian Pertamina pada semester II-2020," kata dia, Selasa (25/8/2020).(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita