Apresiasi Kerja Pemprov DKI, Ma'ruf Amin; Provinsi Lain Tak Lakukan Tes Covid-19 Secara Serius

Apresiasi Kerja Pemprov DKI, Ma'ruf Amin; Provinsi Lain Tak Lakukan Tes Covid-19 Secara Serius

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Demi melacak penyebaran virus corona (Covi-19), tes Swab massal perlu dilakukan.

Seetidaknya itulah yang disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam keterangan resminya saat memimpin Rapat Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara virtual, Kamis (13/8).

Menurut Ma'ruf masih banyak daerah provinsi yang tidak serius dalam melakukan tes swab virus corona ini.

Ma'ruf membandingkan data jumlah tes corona di DKI Jakarta saat ini masih menempati urutan tertinggi secara nasional.

"Yang terjadi pada saat ini adalah DKI yang penduduknya hanya 5 persen tetapi menyerap hampir 50 % pelaksanaan swab tes. Ini artinya provinsi lain tidak melaksanakan tes masif secara serius," kata Ma'ruf.

Berdasarkan data di situs corona.jakarta.go.id per 11 Agustus 2020, jumlah orang yang telah menjalani testing PCR di wilayah pimpinan Gubernur Anies Baswedan tersebut sebanyak 464.122 orang.

Ia mengatakan meski prioritas ekonomi harus berjalan, namun hal itu harus diimbangi dengan persoalan kesehatan.

Ma'ruf mengatakan penularan virus corona di Indonesia masih tinggi.

Berdasakan data dari covi19.go.id hingga Jumat (14/8/2020) tercatat ada penambahan 2.098 kasus baru.

Sehingga total kasus virus corona di Indonesia menjadi 132.816 orang.

Untuk jumlah pasien yang sembuh bertambah sebanyak 1.760 orang.

Total pasien sembuh yakni 87.558 orang.

Sedangkan 5.968 pasien positif virus corona dilaporkan meninggal dunia.

Jumlah tersebut bertambah 65 dari pengumuman di hari sebelumnya.

Ma'ruf lantas meminta agar semua pihak melaksanakan tes secara masif dan terus berpedoman pada protokol kesehatan.

"Berbagai rencana aksi dalam menangani pandemi Covid-19 sudah disusun pemerintah seperti pelaksanaan tes secara masif, tracing/tracking, dan pelaksanaan protokol kesehatan," ujarnya.

Selain itu, Ma'ruf mengingatkan tingginya kasus penularan virus corona belakangan ini memicu ketakutan tersendiri di tengah masyarakat.

Alhasil kkeluarga kelas menengah Indonesia enggan melakukan kegiatan ekonomi seperti biasanya.

"Termasuk melakukan belanja dan konsumsi, ini juga menimbulkan ekonomi tidak berjalan," kata dia.

Karenanya, ia mengajak jajarannya untuk membangun kepercayaan bahwa pemerintah dapat menanggulangi pandemi ini dengan sistematis, evidence-based, dan ilmiah.

Kunci melakukan itu, kata Ma'ruf, ada pada penyerapan APBN di bidang kesehatan iuntuk menanggulangi pandemi.

"Pada gilirannya akan membangun kepercayaan masyarakat sehingga mereka merasa nyaman untuk melakukan kegiatan ekonomi kembali. Inilah satu-satunya jalan bagi kita untuk memutar kembali roda perekonomian," kata dia.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita