Amien Rais: Kalau Jokowi Tidak Punya Kompetensi, Resign

Amien Rais: Kalau Jokowi Tidak Punya Kompetensi, Resign

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo yang telah berjalan selama enam tahun.

Menurutnya, kemerosotan Indonesia di berbagai sektor selama era kepemimpinan Jokowi merupakan hal yang tak terbantahkan.

Ia menyarankan Jokowi untuk mundur dari jabatannya bila merasa tidak memiliki kompetensi sebagai Presiden.

"Jadi saya tulis risalah itu menunjukkan bahwa enam tahun Pak Jokowi jadi Presiden itu semuanya memang merosot, jadi tak terbantahkan. Apalagi, Papua itu, menurut saya, sekarang itu sudah sangat eksklusif. Jadi, menurut saya, kalau memang Pak Jokowi enggak punya kompetensi, ya resign," kata Amien kepada wartawan usai membacakan risalahnya yang bertema Pilihan Buat Pak Jokowi: MUNDUR atau TERUS?, di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta pada Kamis (13/8).

Belum ada tanggapan dari pihak istana terkait pernyataan Amien Rais tentang kompetensi Jokowi dan permintaan untuk mundur.

Namun, ia mempersilakan bila Jokowi ingin terus melanjutkan tugas sebagai Presiden dengan syarat mengubah cara mengelola ekonomi  Indonesia. Menurutnya, pengelolaan ekonomi Indonesia saat ini tidak ada aturan dan terkesan hanya dibagi-bagi ke mafia.

"Tapi kalau mau maju lagi, terus, monggo. Cuma harus ada perubahan.  Dia pegang Pasal 33 [UUD 1945]. Ini ekonomi pasar bukan, ekonomi kapitalis juga bukan, ini ekonomi enggak ada aturannya, dibagi-bagi oleh mafia itu," kata mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

"Jadi negara ini negara mafia telah menguasai, apa yang enggak dikuasai mafia, mafia beras, mafia daging, mafia cabai, mafia garam, mafia gula, mafia pupuk, mafia tepung, mafia hukum," imbuhnya.

Ia juga menyarankan agar Jokowi melakukan reshuffle atau kocok ulang terhadap separuh menteri dalam kabinetnya saat ini. Menurutnya, separuh sosok di kabinet Jokowi tidak pantas menduduki jabatan menteri.

"Kira-kira separuh menterinya ini memang tidak pantas. Misalnya, ahli per-gojek-an jadi ahli pendidikan, kemudian orang yang hidupnya bak surgawi tiba-tiba harus memikirkan rakyat. Jadi enggak klop sama sekali," ujar Amien.

"Tolong kalau hanya begini terus, kita semakin terpuruk, kasihan nanti yang melanjutkan, betul-betul kasihan," katanya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita