Polisi Inggris akan Hilangkan Frasa yang Pojokkan Umat Islam yang Kaitkan Aksi Teror

Polisi Inggris akan Hilangkan Frasa yang Pojokkan Umat Islam yang Kaitkan Aksi Teror

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Polisi di Inggris mempertimbangkan untuk menghilangkan istilah-istilah seperti “terorisme Islam” untuk menggambarkan tindakan teror. Istilah yang dianggap terlalu memojokkan umat Muslim itu akan diganti dengan frasa seperti “penganut ideologi Osama bin Laden”.

Jika diterapkan, petugas tidak lagi menggunakan frasa seperti “jihad” ketika menggambarkan serangan oleh mereka yang mengklaim Islam sebagai motif teror, karena penggunaannya tidak membantu hubungan masyarakat.  Kepala kepolisian anti-terorisme di Inggris, Neil Basu, membahas penggunaan bahasa untuk menggambarkan tindakan teror selama forum online pada Juni lalu, dengan penyintas yang selamat, kerabat korban dan para ahli.

Selama acara itu ditunjukkan bahwa ekstrimis sayap kanan seperti Anders Breivik, yang membunuh 77 orang dalam serangan di Norwegia pada 2011. Anders Breivik sering dikutip melindungi Kristen sebagai bagian dari motif tindakan mereka, tetapi tidak digambarkan sebagai “terorisme Kristen” atau “tentara salib” oleh polisi atau media.

Suatu perubahan dalam penggunaan bahasa diminta oleh Asosiasi Nasional Polisi Muslim, yang mengatakan penggunaan kata-kata seperti “Islamis” menumbuhkan konotasi negatif dari komunitas Muslim Inggris dan dapat menyebabkan peningkatan diskriminasi dan Islamofobia.

Perwakilan dari organisasi, yang berjumlah 3.000 anggota, berpendapat bahwa “jihad” tidak boleh digunakan, karena itu berarti “perjuangan” atau “upaya” dalam bahasa Arab dan dapat merujuk sebagai seorang Muslim yang taat dan melakukan perbuatan baik. Alternatif lain untuk frasa yang saat ini digunakan termasuk “teroris yang menyalahgunakan motivasi agama” atau kata Arab “irhabi” yang tidak terhubung dengan agama tetapi sering digunakan di Timur Tengah untuk menggambarkan terorisme.

Koordinator nasional dari program deradikalisasi Inggris, Prevent, Nik Adams, mengatakan bahwa setelah menerima saran dari petugas Muslim, petugas anti terorisme “khawatir” bahwa terminologi yang saat ini digunakan dapat mengarah pada stigmatisasi terhadap Muslim yang tidak bersalah di Inggris.

Namun, Adams mengatakan kepada The Times bahwa setiap perubahan dalam bahasa yang digunakan tidak pasti untuk diterapkan. “Kami tidak memiliki rencana untuk mengubah terminologi yang kami gunakan saat ini tetapi terbuka menyambut debat dan kontribusi,” katanya. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA