Imam Ortodoks: Jika Bukan karena Orang-Orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama

Imam Ortodoks: Jika Bukan karena Orang-Orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pandangan berbeda mengenai berubahnya status Aya Sofya atau Hagia Sophia menjadi masjid disampaikan oleh seorang imam Kristen Ortodoks Yunani. Namanya Evangelos Papanikolaou, imam di Gereja Analipseos di Rafina, dekat Athena.

Dalam sebuah pidatonya, Papanikolaou menjelaskan bahwa jika bukan karena orang-orang Turki, bangunan Hagia Sophia yang besar sebenarnya sudah runtuh sejak lama karena perselisihan antara Ortodoks dan Katolik Roma.

Bukan hanya Hagia Sophia, orang-orang Turki juga melindungi banyak gereja di Yunani dan tidak menutupnya. Sementara ketika seorang Pangeran Bavian Katolik dinyatakan sebagai Raja Yunani pada 1832, banyak gereja dan biara yang ditutup, katanya.

"Siapa yang akan melindungi bangunan besar seperti Hagia Sophia? Orang-orang Turki," ujarnya seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (28/7).

Menurut Papanikolaou, orang-orang dapat mempraktikkan agama mereka di bawah pemerintahan Turki Utsmaniyah di Yunani.

"Itulah sebabnya orang (Bizantium) mengatakan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin'. Saya tidak ingin melihat satu pun dari mereka. Tetapi jika saya harus membuat keputusan, saya lebih suka Turki," jelasnya.

Ungkapan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin' ternyata terkenal untuk mencerminkan bagaimana beratnya penderitaan umat Kristen Ortodoks di tangan umat Katolik setelah Great Schism of Christianity pada 16 Juli 1054.

Lebih lanjut, Papanikolaou mengatakan, banyak wisatawan mengunjungi Hagia Sophia dengan pakaian yang tidak pantas ketika situs tersebut berstatus museum. Namun mulai saat ini, ketika Hagia Sophia kembali menjadi masjid, mereka yang datang akan melepas sepatu dan mengenakan gamis dan jilbab sesuai dengan aturan berpakaian di tempat ibadah.

"Bukannya itu tanda hormat? Mungkin kita perlu menganggap ini bukan sebagai kutukan tetapi koreksi," imbuhnya.

Berdasarkan keputusan pengadilan Turki pada 10 Juli 2020, dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum telah dibatalkan. Kemudian pada 24 Juli 2020, untuk pertama kalinya dalam 86 tahun, Hagia Sophia melaksanakan shalat Jumat dengan sekitar 350 ribu jamaah.

Hagia Sophia menjalankan fungsinya sebagai gereja selama 916 tahun hingga Konstantinopel ditaklukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Al Fatih kemudian menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid pada 1453.

Ketika diambil alih, kondisi bangunan Hagia Sophia cukup memprihatinkan. Banyak yang rusak karena perang antara Ortodoks dan Katolik. Hingga akhirnya Al Fatih menyatakan memelihara bangunan tersebut dan menjadikannya sebagai masjid. Ia juga mewaqafkan Hagia Sophia agar bisa terus dijadikan sebagai tempat beribadah. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita