Ini Dugaan Penyebab Gelombang 'Tsunami' di Kawah Ijen Menurut Pengamat

Ini Dugaan Penyebab Gelombang 'Tsunami' di Kawah Ijen Menurut Pengamat

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Fenomena gelombang di Danau Kawah Ijen yang terjadi beberapa hari lalu disebabkan beberapa faktor. Gelombang mirip tsunami setinggi 3 meter dari bibir kawah lantaran adanya pertemuan suhu permukaan kawah dengan air hujan.
Pengamat Gunung Api Ijen, Suparjan mengatakan, dugaan sementara, letupan di kawah Gunung Ijen ini lebih disebabkan faktor eksternal seperti intensitas hujan di kawasan Gunung Api Ijen yang cukup tinggi.

"Ini penyebabnya masih kita analisa. Bisa dari faktor eksternal, sekarang kan musim hujan cukup tinggi, jadi ada interaksi dengan air hujan yang banyak di permukaan dengan Kawah yang panas," ujarnya kepada wartawan, Senin (1/6/2020).

Pertemuan suhu yang berbeda itu, kata Suparjan, menimbulkan gelembung-gelembung di permukaan danau kawah.

"Dengan interaksi tersebut menimbulkan gelembung-gelembung dan terkonsentrasi di satu titik. Kemudian dia mencari titik terlemah untuk bisa keluar," tambahnya.
Hingga akhirnya, dari pertemuan suhu yang berbeda itu memunculkan gelembung yang terkonsentrasi di satu titik. Sehingga terjadi ledakan atau letupan yang besar yang mengakibatkan adanya gelombang besar setinggi hampir 3 meter itu.

"Kita masih teliti sampai dengan saat ini. Namun yang jelas ini sering terjadi ketika musim hujan turun deras," pungkasnya.

Sebelumnya, gelombang setinggi 3 meter terjadi di danau Kawah Ijen. Fenomena mirip tsunami tersebut mengakibatkan seorang penambang belerang hilang terbawa arus air danau kawah. Tak hanya itu, Kawah Ijen juga mengeluarkan gas beracun.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram membenarkan peristiwa tersebut.

"Betul, itu adalah fenomena gunung api. Jadi bukan tsunami, karena di gunung tidak dikenal istilah tsunami. Istilahnya fenomeba buble, yakni ada semacam tekanan dari bawah yang mengakibatkan luapan permukaan air," ungkapnya kepada wartawan, Jumat (29/5/2020).

Saat kejadian, kata Eka, kebetulan ada dua orang penambang yang berada di dasar kawah tengah menambang belerang. Satu orang berhasil menyelamatkan diri, namun seorang lainnya tidak ditemukan.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita