Mahfud MD Kembali Berpolemik, Pengamat: Jangan Heran Bila Jokowi Berpikir Reshuffle

Mahfud MD Kembali Berpolemik, Pengamat: Jangan Heran Bila Jokowi Berpikir Reshuffle

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Perbandingan antara jumlah kematian kecelakaan lalu lintas dengan kematian akibat virus corona baru (Covid-19) yang disampaikan Menko Polhukam, Mahfud MD tidak tepat lantaran kasus Covid-19 di Indonesia baru dua bulan dan angkanya masih meningkat.

"Itu belum tepat dan datanya belum tentu benar. Saat ini Covid-19 baru dua bulan sejak Maret 2020 dan hitungan pemerintak korbannya sudah seribuan lebih yang meninggal, kurvanya belum landai," ucap Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS), Ubedilah Badrun, Rabu (27/5).

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini pun mencermati manuver Mahfud MD dalam dua bulan belakangan kerap melakukan blunder.

"Dari pernyataanya mengenai PP tentang karantina, tentang wacana pelonggaran, hingga membandingkan corona dengan kecelakaan lalu lintas, sebuah perbandingan yang keliru dan menyesatkan. Menkopolkam ini lama-lama mirip Menkomanivest (Luhut Binsar) narasinya," jelas Ubedilah.

Dengan manuver para menterinya ini, Ubedilah tidak heran bila Presiden Joko Widodo berpikir me-reshuffle kabinet.

"Kalau Menkonya banyak nyeleneh dan mengganggu kerja presiden, lama-lama jangan heran kalau presiden mulai berfikir untuk melakukan reshufle," pungkas Ubedilah. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita