Kebocoran Gas di India, 6 Tewas dan 1.000 Orang Dilarikan ke RS

Kebocoran Gas di India, 6 Tewas dan 1.000 Orang Dilarikan ke RS

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kebocoran gas dari pabrik kimia di pantai timur India menewaskan 6 orang. Sementara itu 1.000 orang lainnya dilarikan ke rumah sakit.
Dilansir AFP, Kamis (7/5/2020), seorang perwira polisi menyebut gas tersebut bocor dari dua tangki yang tak terjaga karena lockdown di India sejak akhir Maret.

Gambar dari saluran televisi India menampilkan orang-orang, termasuk wanita dan anak-anak, terbaring di jalan-jalan Visakhapatnam, kota pelabuhan industri di negara bagian Andhra Pradesh.

Komisioner polisi lokal RK Meena menyebut 6 orang telah terkonfirmasi tewas. Namun, masih belum jelas skala keseluruhan akibat bencana ini.

Koordinator rumah sakit di distrik itu, B K Naik, mengatakan ada 1.000 orang yang telah dilarikan ke beberapa rumah sakit dan dikhawatirkan banyak orang lainnya akan tak sadarkan diri di rumah mereka.

"Hal lainnya adalah ini masih terlalu pagi dan masih ada orang-orang yang tidur di rumah mereka (di sekitar kebocoran gas) dan tidak sadarkan diri," kata Naik kepada AFP.

"Otoritas tengah mengecek (ke rumah). Kami sedang bekerja untuk membawa orang-orang ke rumah sakit. Mereka butuh oksigenisasi dan udara segar," imbuhnya.

Gambar yang diambil AFP dari King George Hospital di kota menampilkan dua atau 3 pasien di tiap ranjang, kebanyakan dari mereka anak-anak dan tak sadarkan diri. Beberapa pasien yang terbaring di ranjang hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan atau sepatu.

Pabrik yang dioperasikan oleh LG Polymers ini terletak di pinggiran Visakhapatnam. Kota dan daerah sekitarnya adalah rumah bagi sekitar lima juta orang.

"(Gas) itu ditinggalkan karena lockdown. Ini memicu reaksi kimia dan panas yang diproduksi di dalam tangki, dan gas bocor karenanya," kata Rani.

Rani mengatakan penduduk lokal kemudian menyalakan alarm sekitar pukul 3.30 pagi. "Mereka mengatakan ada gas di udara," katanya.

Rani menyebut petugas kemudian ke lokasi secepatnya. Petugas pun tak bisa berlama-lama di lokasi.

"Orang bisa merasakan gas tersebut di udara dan tak mungkin bagi kami untuk bertahan di salam lebih dari beberapa menit," ucap Rani.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita