Jenderal Tertinggi AS: “Kami Tak Tahu dari Mana Virus Corona Berasal”

Jenderal Tertinggi AS: “Kami Tak Tahu dari Mana Virus Corona Berasal”

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Mark Milley pada Selasa (5/5) mengatakan “kami tidak tahu” dari mana asal virus corona. Pernyataan ini bertentangan dengan Presiden AS dan Wakilnya yang sebelumnya menuduh virus itu dari Laboratorium di Wuhan.

“Apakah virus itu berasal dari laboratorium virologi di Wuhan, apakah virus itu muncul di pasar basah di Wuhan, atau di tempat lain? Jawabannya adalah kami tidak tahu,” kata perwira tertinggi militer AS itu kepada para reporter dalam konferensi pers di Pentagon saat ditanya tentang asal muasal Covid-19.

“Berbagai badan baik sipil maupun pemerintah AS sedang menyelidiki hal itu,” tambahnya.

Menurut Milley, bobot bukti menunjukkan bahwa virus corona”alami dan bukan buatan manusia” dan “mungkin tidak disengaja.” Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, juga mengatakan dalam wawancara dengan National Geographic pada Senin (4/5) bahwa SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, tidak mungkin dimanipulasi secara artifisial atau sengaja. Ketika ditanya soal kemungkinan virus tersebut ditemukan di luar laboratorium, kemudian dibawa kembali dan bocor, Fauci mengatakan, “Itu berarti virus tersebut berawal dari alam liar.”

“Itu sebabnya saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan (dan) mengapa saya harus menghabiskan banyak waktu untuk membahas argumen yang tidak ada habisnya ini,” imbuhnya.

Pernyataan Milley dan Fauci sangat kontras dengan klaim dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Ahad (3/5) bahwa “ada sejumlah besar bukti” virus tersebut berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Pekan lalu, media AS melaporkan beberapa analis intelijen AS mengungkapkan keprihatinan bahwa tekanan dari sejumlah pejabat senior pemerintahan Trump untuk mengaitkan virus corona dengan sebuah laboratorium di Cina akan mengganggu penilaian tentang virus tersebut dan dapat digunakan sebagai senjata politik.

Ketika angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat di AS, beberapa individu dalam pemerintahan Trump berusaha mati-matian untuk menangkis kritik tentang blunder mereka dengan menyalahkan pihak lain.

Hingga Selasa sore, Amerika Serikat melaporkan lebih dari 1.194.000 kasus Covid-19 dengan 70.000 lebih kematian, menurut data Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Universitas Johns Hopkins. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita