Jatim Capai Rekor Tertinggi Kasus Baru Corona, Ini Perbandingan dengan DKI

Jatim Capai Rekor Tertinggi Kasus Baru Corona, Ini Perbandingan dengan DKI

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Provinsi Jawa Timur (Jatim) melaporkan tambahan kasus positif Corona tertinggi pada 21 Mei sebanyak 502 kasus. Jatim juga tercatat sebagai provinsi dengan laporan kasus terbanyak ke-2 setelah DKI Jakarta.

Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa tambahan kasus baru di Jatim ada sebanyak 502. Namun berdasarkan data dari Gugus Tugas Provinsi Jatim, penambahan kasus positif sebanyak 451 kasus.

"Jadi pusat kan mengumumkan tambahan 502, kita masih 451. Selisih 51 kasus masih kita identifikasi apakah benar ber-KTP Jatim dan domisili Jatim," kata Ketua Gugus Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi, Kamis (21/5/2020).

Tambahan 451 kasus positif ini tersebar di sejumlah daerah di Jatim. Di Surabaya (311 kasus), Sidoarjo (57 kasus), Gresik (27 kasus), Kota Pasuruan (2 kasus), Kota Blitar (1 kasus), Kabupaten Kediri (1 kasus), Kota Batu (2 kasus), Nganjuk (4 kasus), Kota Probolinggo (1 kasus), Magetan (1 kasus), Kabupaten Mojokerto (2 kasus), Lamongan (2 kasus), Bangkalan (2 kasus), Kabupaten Malang (1 kasus), Kota Malang (3 kasus), Tuban (1 kasus), Kabupaten Probolinggo (31 kasus) dan Bojonegoro (2 kasus).

Untuk pasien positif COVID-19 yang dinyatakan sembuh di Jatim bertambah 10 orang. Di Surabaya (3 orang), Kota Probolinggo (2 orang), Magetan (2 kasus), Sidoarjo (1 kasus), Nganjuk (1 kasus), Bangkalan (1 kasus). Sehingga total pasien sembuh di Jatim ada 413 (14,04 persen).

Sedangkan pasien positif yang meninggal dunia bertambah 15 orang. Mereka berasal dari Surabaya (10 orang), Sidoarjo (2 orang), Gresik (2 orang), Kabupaten Pasuruan (1 orang). Total ada 258 pasien (8,77 persen) COVID-19 yang meninggal di Jatim.

Joni mengungkapkan ada beberapa alasan peningkatan jumlah kasus tersebut. Pertama yakni mobilitas penumpang pesawat terbang.

"Mungkin salah satu penyebab naiknya kasus, kalau kita lihat mobilitas dari penumpang udara yang cukup banyak grafiknya naik terus. Yang datang dan berangkat naik terus sehari bisa 1.400-1.500 (data Juanda). Walau sudah dilakukan screening, ini bisa menjadi faktor yang menaikkan jumlah kasus di Jatim," kata Joni.

Selain itu, menurutnya kasus COVID-19 di Jatim juga melesat karena PDP yang banyak dan hasil swab dinyatakan positif. Joni kemudian menyebut faktor lain yakni bertambahnya jumlah laboratorium di Jatim. Hal itu membuat pemeriksaan semakin banyak dan jumlah positif COVID-19 bertambah.

Terakhir, faktor yang membuat jumlah kasus positif COVID-19 di Jatim meningkat yakni karena kasus yang dilaporkan mulai dari 18 Mei 2020 sampai 20 Mei 2020.

"Jadi yang diumumkan hari ini hasil pemeriksaan dari tanggal tersebut," pungkasnya.

Sementara di Provinsi DKI Jakarta, tambahan kasus positif Corona sebanyak 65 kasus sehingga total kasus sebanyak 6.301. Jumlah kasus sembuh hingga 21 Mei mencapai 1.458. Sedangkan jumlah meninggal 481 kasus. Data tersebut dilaporkan oleh Kemenkes.

Sedangkan jika dilihat di situs Corona Pemprov DKI Jakarta, corona.jakarta.go.id kasus positif sebanyak 6.220 kasus. Kasus sembuh sebanyak 1.536, 498 meninggal dunia.

Pasien yang masih dalam perawatan di rumah sakit sebanyak 1.955. Sementara pasien yang melakukan isolasi mandiri tercatat 2.231.

Orang dalam pemantauan sebanyak 23.709, di mana 260 sedang dalam proses pemantauan dan 23.449 telah selesai dipantau. Pasien dalam pengawasan sebanyak 8.061, 651 orang masih dirawat di rumah sakit, dan 7.410 telah pulang dan dinyatakan sehat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama kurang-lebih 2 bulan. Dalam 2 bulan itu, dikatakan Anies, pergerakan penularan virus Corona terkendali.

"Alhamdulillah selama 2 bulan ini kita sama-sama bekerja mengendalikan pergerakan virus ini. Alhamdulillah sejauh ini terkendali. Tapi ini belum selesai," ujar Anies dalam paparannya yang dilihat di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Selasa (19/5).

Kini, reproduction number di DKI Jakarta dalam 2 minggu ke belakang berada di kisaran 1. Karena itu, Anies optimistis Jakarta bisa keluar dari fase PSBB jika 2 minggu ke depan masyarakat bisa patuh dan disiplin tetap berada di rumah.

"Sekarang dengan kita sudah berada di posisi 1 (reproduction number COVID-19), ini perhatikan di selama 2-3 minggu terakhir ini stabil. Ini angka di bulan Mei, dari mulai 4 Mei sampai dengan 17 Mei, itu bergerak dari 1,08 sampai 1,11," kata Anies.

"Angka ini semua menggambarkan bahwa kita bergerak kurang-lebih di angka 1 reproduction number-nya. Kita harus menurunkan ini," kata Anies.[dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita