Dijadwalkan Ceramah di Halalbihalal Kopri, Ustadz Khalid Basalamah Diadang lewat Surat Terbuka

Dijadwalkan Ceramah di Halalbihalal Kopri, Ustadz Khalid Basalamah Diadang lewat Surat Terbuka

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Meski masih dalam suasana Idul Fitri, pelarangan dan pengadangan ceramah di kalangan ustadz kembali terjadi. Kondisi seperti ini akan terus memperparah keharmonisan beragama, jika tidak dilakukan dengan dialog bilhikmah dan mauizhah hasanah.

Sesuai rencama, Ustadz DR Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc, MA akan menyampaaikan ceramah di acara halalbihalal Korps Pegawai Negeri (Kopri) Provinsi Sulbar. Namun, seorang warga menolak dan melarang Ustadz Khalid berceramah.

Penolakan itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Sulawesi Barat, Adnan Nota. Adnan menolak ceramah Ustadz Khalid dengan cara membuat surat terbuka.

“Kami menyampaikan pesan surat kepada bapak yang mulia Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulbar, kami menolak ceramah Ustadz DR Khalid Zeed Abdullah Basalamah, di acara halal bihalal korps pegawai negeri (Kopri) Provinsi Sulbar,” kata Adnan Nota di Mamuju, Jumat (29/5).

Adnan menuding ceramah Ustadz Khalid akan merusak ukhuwah masyaarakat lokal. Dia mengatakan, siapa pun yang mencoba merusak tatanan keagamaan yang telah mapan dan merusak ukhuwah kemandaran (suku Mandar), ukhuwah Islamiyah, maka akan berhadapan dengan Umat Islam, terutama kami warga Nahdliyyin.

“Kami ingin sampaikan penolakan kedatangan ceramah Ustadz DR Khalid Zeed Abdullah Basalamah di provinsi Sulawesi Barat dalam surat terbuka ini, kiranya diindahkan,” katanya.

Dia menyampaikan kepada Forkopimda Provinsi Sulbar bahwa dalam sosiokultur budaya Sulbar sangat sarat dengan kearifan budaya kemandaran dan kultur spritualitas sufisme. Dalam kehidupan keagamaan Sulbar, kata dia, tidak ada pertentangan antara agama dan budaya, agama dan kemasyarakatan, serta agama dengan pemerintahan.

“Hal itu terjadi karena kearifan para ulama pendahulu yang telah membangun tatanan sosiokultur budaya di Mandar,” katanya.

Adnan mengatakan, kearifan tatanan sosiokultur itu dibangun ulama di Sulbar seperti KH Abdurrahman Kamaluddin yang bergelar Tomatindo di Pulo Tosalama Binuang, KH Muhammad Thahir (Imam Lapeo), KH. Syekh Abdul Mannan (Tomatindo di Salabose) dan KH Abdurrahman Ambo Dalle sebagai Pendiri DDI.

“Ulama yang saya sebutkan di atas sangat dekat dengan ritual dan tradisi keagamaan masyarakat Sulbar, sehingga seharusnya memahami ini dan tidak mendatangkan Ustadz DR Khalid Zeed Abdullah Basalamah di acara halal bihalal Korpri Sulbar, ” katanya.

Dia mengatakan sebagai penceramah kontroversial, Ustadz DR  Khalid Basalamah, Lc, dalam ceramah telah banyak melukai Umat Muslim dengan justice bid’ah, takhayul, khurafat dalam setiap ritual ibadah Umat Muslim.

“Dan yang paling mengherankan adalah Forkopimda Sulbar mendatangkan Ustadz DR Khalid Zeed Abdullah Basalamah yang membid’ahkan acara halalbihalal bersama kelompoknya,” katanya.

Ustadz Khalid adalah seorang pendakwah nasional dan pengusaha asal Makassar di Jakarta. Dia dikenal dengan nama Khalid Basalamah, lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 1 Mei 1975. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita