Amuk Massa Atas Kematian George Floyd, Trump Izinkan Aparat Tembak Penjarah

Amuk Massa Atas Kematian George Floyd, Trump Izinkan Aparat Tembak Penjarah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tewasnya George Floyd di tangan polisi memicu kerusuhan besar di kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Warga marah sembari menjarah toko-toko di sana. Presiden AS Donald Trump mengizinkan aparat untuk menembak para penjarah.
Trump menyampaikan ancaman penembakan itu melalui akun Twitternya. Trump menyebut para demonstran sebagai preman yang tak menghormati kematian George Floyd.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (29/5/2020):

- Kronologi Kematian George Floyd, Pria Kulit Hitam yang Dibunuh Polisi AS

Seorang pria kulit hitam, George Floyd tewas di tangan polisi kota Minneapolis, Amerika Serikat (AS). Floyd tewas usai lehernya ditekan dengan lutut polisi. Begini kronologinya.

Seperti dilansir AFP, Kamis (28/5/2020) George mulanya ditangkap pada Senin (25/5) oleh polisi kota Minneapolis, AS. George Floyd ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai $ 20.

Penangkapan Floyd itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral. Dalam video itu, tangan Floyd diborgol dan kemudian dijatuhkan ke aspal oleh polisi. Seorang polisi menekan leher Floyd dengan lututnya, sembari memasukkan tangannya ke saku.

- Dibunuh Polisi AS, George Floyd Dikenal Sebagai Pria Besar Berhati Lembut

Seorang pria kulit hitam, George Floyd tewas di tangan polisi kota Minneapolis, Amerika Serikat (AS). Selama hidupnya, Floyd dikenal sebagai pria yang lembut hati, tak pernah menyakiti siapa pun.

Cerita tentang sosok Floyd ini disampaikan langsung oleh adiknya, Philonise Floyd. Philonise sangat mencintai kakak laki-lakinya itu dan dia tahu kakaknya adalah pria besar yang lembut hatinya.

"Aku mengenal kakakku sebagai orang yang aku cintai," ujar Philonise Floyd seperti dilansir CNN, Kamis (28/5/2020).

Polisi AS yang Tewaskan George Floyd Pernah Diadukan 18 Kali

Empat personel Kepolisian Minneapolis di Amerika Serikat (AS) dipecat setelah kematian tragis seorang pria kulit hitam bernama George Floyd yang memicu aksi demo besar-besaran. Salah satu polisi yang terekam kamera sedang menekan leher Floyd dengan lututnya, pernah diadukan belasan kali terkait perilakunya.

Seperti dilansir CNN dan NBC News, Jumat (29/5/2020), polisi yang diidentifikasi bernama Derek Chauvin (44) tersebut, sudah 19 tahun mengabdi pada Kepolisian Minneapolis. Menurut Departemen Kepolisian Minneapolis (MPD), Chauvin sebelumnya memiliki 18 laporan pengaduan yang diajukan terhadap dirinya.

Laporan pengaduan itu disampaikan kepada Divisi Urusan Internal Departemen Kepolisian Minneapolis. Namun tidak diketahui secara pasti isi pengaduan itu. MPD tidak memberikan informasi detailnya.

Rekor, Brasil Catat 26.417 Kasus Corona Sehari dan 1.000 Lebih Kematian

Brasil mencatat rekor baru dalam jumlah kasus baru infeksi virus Corona dalam sehari. Dalam waktu 24 jam terakhir, negeri itu juga mencatat lebih dari 1.000 kematian terkait COVID-19.

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan Brasil seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/5/2020), negara Amerika Selatan itu mencatat rekor 26.417 kasus baru dalam waktu 24 jam terakhir. Dengan demikian, hingga Kamis (28/5) waktu setempat, jumlah total kasus Corona di Brasil mencapai 438.238 kasus, atau terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, Brasil juga mencatat 1.156 kematian terkait virus Corona. Dengan demikian, sejauh ini negeri itu telah mencatat 26.754 kematian terkait Corona. Brasil kini mencatat jumlah kematian Corona terbanyak keenam di dunia.

- Kematian George Floyd Picu Kerusuhan, Trump Izinkan Aparat Tembak Penjarah

Tewasnya George Floyd di tangan polisi memicu kerusuhan besar di kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Warga marah sembari menjarah toko-toko di sana. Presiden AS Donald Trump mengizinkan aparat untuk menembak para penjarah.

Trump menyampaikan ancaman penembakan itu melalui akun Twitternya. Trump menyebut para demonstran sebagai preman yang tak menghormati kematian George Floyd.

"Preman-preman ini tidak menghormati memori kematian George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Saya baru bicara dengan Gubernur (Minnesota) Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa Militer bersamanya sepanjang jalan. Apa pun kesulitannya dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan akan dimulai juga. Terima kasih!" tulis Trump dalam cuitannya, Kamis (29/5/2020).(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita