China Tak Senang India Batalkan Pesanan Alat Rapid Test Corona

China Tak Senang India Batalkan Pesanan Alat Rapid Test Corona

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Kedutaan China di India kecewa usai India membatalkan pesanan rapid test kit Corona. India batal mengimpor alat tes Corona dari China karena barangnya dinilai cacat.

Seperti yang dilansir The Star, Rabu (29/4/2020) Kedutaan China di India mengatakan pada Selasa (28/4) bahwa India "tidak adil dan tidak bertanggung jawab" karena "memberi label" test kit Corona buatan China sebagai barang "cacat."

Pada hari Senin (27/4), India membatalkan pesanan untuk pengadaan alat tes antibodi cepat (rapid test) dari dua perusahaan China karena masalah kualitas dan kontroversi harganya.

Juru Bicara Kedutaan Besar China, Ji Rong mengatakan langkah India itu tidak bertanggung jawab. China merasa ini tidak adil.

"Kualitas produk medis yang diekspor dari China diprioritaskan. Tidak adil dan tidak bertanggung jawab bagi individu tertentu untuk menyebut produk China sebagai 'cacat' dan melihat masalah dengan prasangka awal," kata Ji Rong.

Pesanan itu dibatalkan setelah Pengadilan New Delhi mengungkapkan bahwa India telah diminta membayar lebih dari dua kali lipat dari biaya untuk mengimpornya. Pemerintah India menyatakan belum melakukan pembayaran apa pun dan belum kehilangan uang.

Namun, Ji Rong mengatakan bahwa kedua perusahaan telah "menekankan" bahwa alat tes tersebut telah memenuhi standar kualitas di China. Barang itu juga telah "divalidasi dan disetujui" oleh otoritas India.

Eksportir China diharuskan menunjukkan bahwa penjualan mereka disetujui pasar tujuan mereka. Hal ini berdasarkan peraturan yang diberlakukan pada 30 Maret lalu, setelah keluhan dari beberapa negara tentang barang-barang China yang rusak dan di bawah standar.

Pada 10 April, China mengatakan akan memeriksa setiap pengiriman untuk memastikan pasokan medis memenuhi standar kualitas.

Sementara itu, Pemerintah ibu kota India, New Delhi pada hari Selasa (28/4) memulai mengizinkan lagi kegiatan beberapa jasa, seperti tukang listrik, tukang ledeng, dan mekanik perbaikan pemurni air.

Lockdown 40 hari di India dijadwalkan berakhir pada 3 Mei 2020. Selain itu, pemerintah daerah juga mengizinkan perpindahan semua personel medis dan veteriner, ilmuwan, perawat, staf medis, teknisi laboratorium, bidan, dan layanan dukungan rumah sakit lainnya termasuk ambulans.

New Delhi adalah salah satu wilayah India yang paling terpukul akibat pandemi Corona. New Delhi memiliki 54 kematian akibat COVID-19, dengan total 3.108 kasus positif.

Kementerian kesehatan India pada Selasa (28/4) pagi melaporkan 48 kematian baru COVID-19, dan 1.055 kasus baru sejak Senin (27/4) malam di seluruh negeri. Hal ini membuat jumlah total kematian di India mencapai 934 dan total kasus positif menjadi 29.435 kasus. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita