GELORA.CO - Pemasok narkoba ke Lucinta Luna, IF alias FLO, buka suara. Dia menyampaikan fakta-fakta yang mengejutkan tentang transaksi narkoba transgender bernama asli Muhammad Fatah itu.
FLO mengaku hanya menjual narkoba kepada Lucinta Luna, yang kini bernama Ayluna Putri. FLO mengatakan Lucinta Luna membeli 5-10 butir narkoba seharga Rp 500 ribu dalam sekali transaksi. FLO mendapatkan barang tersebut dari seorang dokter.
Berikut ini kesaksian FLO, pemasok narkoba bagi Lucinta Luna:
Ambil dari Dokter
Tersangka pemasok psikotropika ke Lucinta Luna, IF alias FLO, mengaku mendapatkan psikotropika dengan resep dokter resmi. FLO juga mengaku hanya menjual psikotropika kepada Lucinta Luna.
"Saya nggak jual ke siapa-siapa lagi, hanya ke LL. Saya ambil ke dokter kalau LL pesan," kata FLO di Polres Metro Jakarta Barat, seperti dilansir Antara, Kamis (13/2/2020).
FLO mengaku mendapatkan obat-obatan tersebut dari seorang dokter di sebuah rumah sakit swasta di kawasan Jakarta Selatan.
Rp 500 Ribu Sekali Transaksi
FLO mengaku menjual psikotropika seharga Rp 500 ribu untuk Lucinta Luna setiap kali Lucinta butuh obat. Dia mengaku harga tersebut sudah termasuk konsultasi dokter FLO di rumah sakit.
"Iya, dari hasil konfrontir memang sudah kurang-lebih satu tahun mengenal, berjalan komunikasi ya. Tapi untuk kegiatan transaksi psikotropikanya 5-6 bulan," ujar Kanit 2 Satreserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKP Maulana Muqarom di Mapolres Jakarta Barat, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Kamis (13/2/2020).
AKP Maulana mengatakan Lucinta membeli 5-10 butir psikotropika dari FLO dalam sekali transaksi. Dalam transaksi terakhir, polisi mengatakan Lucinta membeli psikotropika seharga Rp 500 ribu kepada FLO.
Dia mengaku sudah lima kali memberikan obat kepada Lucinta Luna. FLO tak mengetahui alasan Lucinta tak mau berkonsultasi sendiri untuk mendapatkan obat-obatan jenis psikotropika yang dibutuhkannya.
Dapat Imbalan
Seorang transgender berinisial IF alias Flo disebut sudah memasok Riklona kepada Lucinta Luna sejak 5 bulan lalu. Polisi menyebut FLO menerima imbalan atas transaksi itu.
"Diberikannya bukan dengan cuma-cuma, dia juga mendapatkan imbalan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polres Jakbar, Jl S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (14/2/2020).
Yusri menyebut FLO mendapatkan Riklona itu sesuai dengan resep dokter dari sebuah rumah sakit di Jakarta. FLO kemudian menjual Riklona itu kepada Lucinta Luna dengan harga sesuai resep. "(Harga Riklona yang dijual FLO ke Lucinta Luna) sesuai dengan resep dokter, seharga Rp 500 ribu," imbuh Yusri.
Saat ditanya kembali soal imbalan tersebut, Yusri mengatakan pihaknya masih melakukan pendalaman. Yusri juga belum memberikan penjelasan lebih lanjut terkait siapa yang memberikan imbalan FLO itu. "Masih kita dalami lagi," imbuh Yusri.
Simpan 18 Butir Riklona
Polisi menyita sejumlah barang bukti dari tersangka IF alias FLO yang merupakan pemasok psikotropika kepada Lucinta Luna. Barang bukti yang disita di antaranya sejumlah Riklona.
"Barang bukti yang kita temukan pada IF ada 18 butir Riklona pada IF ya," sebut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolres Jakarta Barat, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Jumat (14/2/2020).
Berdasarkan keterangannya, FLO menyebutkan obat-obatan yang dimilikinya itu didapat dari salah seorang dokter di Jakarta. FLO mengaku sudah memiliki resep dokter tersebut. "IF alias FLO ini sudah kita dalami dari mana mendapatkan obat Riklona. Dia mengakunya ini resep dokter, salah satu rumah sakit yang di Jakarta," sebut Yusri.
Riklona yang dari dokter itulah yang kemudian dijual IF ke Lucinta Luna.
Depresi dan Pakai Riklona Juga
Polisi telah menangkap IF alias FLO, pemasok Riklona kepada Lucinta Luna. Hasil pemeriksaan, pemasok tersebut mengaku mengkonsumsi Riklona juga dengan alasan depresi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan Riklona yang dijual IF kepada Lucinta Luna ternyata milik IF. IF mengaku mendapatkan Riklona itu dari dokter di rumah sakit.
"Nah, IF sama FLO ini dia depresi juga, dia yang berobat ke beberapa dokter dan dapat obat Riklona sama Tramadol itu dari dokter, tapi ternyata itu juga dijual ke LL," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi detikcom, Jumat (14/2/2020).
Yusri menyebut obat Riklona tersebut tidak didapat dari jaringan narkoba. Dia memastikan pihak kepolisian akan segera memanggil dokter tersebut. "LL ini nggak ke dokter, nggak pake berobat dia, dia dapat dari FLO, (FLO) dari dokter katanya, tapi lagi kita panggil dokternya," ucap Yusri.
Yusri juga menjelaskan bahwa obat-obatan seperti Riklona dan Tramadol seharusnya hanya bisa didapat berdasarkan resep dokter.
Transgender
Polisi menyebut sosok pemasok narkoba Lucinta Luna, IF alias FLO, juga seorang transgender.
"IF alias FLO merupakan salah seorang yang sama dengan LL juga, transgender. Sekarang saya panggil saudari," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polres Jakbar, Jalan S Parman, Jakarta Barat, Jumat (14/2/2020).
Yusri mengatakan IF telah mendapatkan putusan permohonan pergantian kelamin dari Pengadilan Negeri Sumedang pada 2015.
"Ada putusan dari PN Sumedang yang menyatakan putusan status laki-laki ke seorang wanita," imbuh Yusri.
Selain tu, IF telah mengantongi putusan akta kelahiran dari seorang laki-laki menjadi perempuan. Yusri menegaskan IF saat ini statusnya perempuan.
"Perubahan akte kelahiran juga ada dari catatan sipil. Jadi sekarang IF pun berubah jadi seorang perempuan," tuturnya.
Pemilik Salon
Polisi telah mengamankan pemasok narkotika ke Lucinta Luna itu, yang ternyata merupakan pemilik salon.
"Dia ini buka salon di Depok," kata Kanit 2 Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat AKP Maluana Muqarom kepada detikcom, Rabu (12/2/2020).
Maulana mengatakan IF dan Lucinta Luna kerap melakukan transaksi di luar, bukan di salon. Tidak dijelaskan sejak kapan Lucinta Luna 'melanggan' narkoba kepada IF.
"Nanti ya, masih kami kembangkan," imbuh Maulana.
IF ditangkap polisi setelah Lucinta Luna buka suara soal pemasok narkoba. IF ditangkap di sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan tadi pagi.(dtk)