Akhir Damai Karyawati vs Driver Taksi Online soal Viral Salah Arah

Akhir Damai Karyawati vs Driver Taksi Online soal Viral Salah Arah

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Lini masa sempat dihebohkan dengan pengakuan seorang karyawati, Tian (25) soal pengalamannya menumpang taksi online. Kisah yang viral di media sosial ini ternyata hanya keslaahpahaman yang bermula dari salah arah driver taksi online, Muhammad Imam Sohibi (21).
Imam kemudian diamankan polisi di Bekasi, pada Selasa (11/2) pagi. Imam kemudian diminta klarifikasi. Tian dan Imam kemudian dimediasi di Polda Metro Jaya. Mediasi difasilitasi polisi. Setelah mediasi itu, Tian menyatakan ada kesalahpahaman.

"Saya telah memahami bahwa adanya kesalahpahaman yang terjadi dikarenakan driver tersebut baru memulai jadi driver selama 1 bulan dan terjadi human error kesalahan arah tujuan yang membuat saya panik dan meminta diturunkan di pinggir tol arah ke jalan raya," kata Tian di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

Saya memohon maaf kepada Muhammad Imam Sohibi, keluarga, dan pihak Grab atas keramaian yang terjadi," ujar Tian.

Tian akan mencabut laporannya terhadap si driver. Dia juga berterima kasih kepada pihak Grab sembari menyelipkan saran.

"Saran saya kepada pihak Grab agar lebih memperhatikan dan memberikan pelatihan kepada driver-nya untuk keamanan customer. Terima kasih atas segala pihak dari Grab dan Polda Metro Jaya," ujarnya.

Tian juga sedikit menceritakan kronologi saat dia akhirnya turun di pinggir jalan tol. Tian mengatakan saat itu memang dia memesan Grab untuk dua tujuan, yakni ke Dharmawangsa, Jakarta Selatan, dan selanjutnya ke Ice BSD, Tangerang. Namun, karena ada kesalahan pada map, mengakibatkan Imam salah jalan yang kemudian membuat Tian panik dan memencet tombol emergency pada aplikasi Grab.

Lalu saya panik di situ, dan memencet emergency button dan meminta putar balik ke mas-nya, tapi telanjur masuk tol. Maka saya meminta diturunkan di pinggir tol secepatnya diarahkan ke keramaian," tuturnya.

Mediasi itu juga menjawab kecurigaan Tian soal komunikasi Imam--yang semula diduga menggunakan HT--diklarifikasi oleh Imam. Ternyata, percakapan yang dikira 'kode' itu adalah percakapan biasa antara Imam dan keluarganya. Itu pun tidak melalui HT, melainkan di handphone milik Imam.

Saya sudah diklarifikasi juga karena yang saya dengar ada suara bisik-bisik. Beliau menerima telepon tersebut ternyata pada saat itu telah dijelaskan juga, dan telah diperiksa di panggilan telepon dia itu dia sedang menelepon orang tuanya, tetapi memang dia pelankan suaranya karena dia tidak mau mengganggu katanya," ungkapnya.

"(Soal HT) Itu baru perkiraan. Jadi saya mendengar aja, nggak lihat bentuknya seperti apa," imbuh Tian.

Sama halnya dengan Tian, Imam pun memaafkannya. Imam juga meminta maaf kepada Tian, karena salah arah itu membuat Tian menjadi tidak nyaman. Imam juga meminta maaf kepada pihak Grab atas kejadian itu.

"Saya sebelumnya memohon maaf kepada pihak yang terlibat dari pihak Grab maupun pihak Polda Metro Jaya atau Mbaknya juga atas kesalah pahaman semua ini, karena ini juga karena saya belum memahami aplikasi Grab kali ya. ini juga buat pelajaran saya, jadi saya minta maaf karena ketidaknyamanan Mbak atas semua kejadian ini," kata Imam.

Imam mengaku baru satu bulan bergabung sebagai driver Grab Car. Imam juga mengaku belum menguasai peta wilayah Jakarta Selatan. Dia mengakui ada kesalahan dalam memencet aplikasi peta terkait tujuan penumpangnya itu, sehingga peta membawanya ke arah Tol Kebon Jeruk.

Error map-nya itu, pertama saya sudah tanyakan ke Mbak bahwa ke arah Darmawangsa ini betul atau enggak tujuan pertama. Saya pencetlah itu, keluar di map arahnya ke Tol Kebon Jeruk," lanjut Imam.

"Nggak tahu kalau Jaksel saya nggak tahu. Kalau Jakbar masih sedikit tahulah. Belum kenal, daerah Jaksel itu belum kenal," sambung Imam.

Imam merasa dirugikan atas kejadian viral itu.Tapi Imam sedikit lega setelah Tian memberikan klarifikasi soal kejadian itu. Imam juga menjadikan hal ini sebagai pembelajaran.

Ya merasa dirugikan iya, karena nama image saya tercemar. Tapi kalau setelah klarifikasi jadi saya merasa nyaman lagi lah, tenang lagi," kata Imam.

Kejadian ini kemudian membuat akun Imam di-suspend. Setelah adanya klarifikasi ini, Imam berharap pihak Grab mengaktifkan kembali akunnya itu.

Kalau saya sih masih (ingin nge-Grab). Tapi, masih di-suspend, makanya saya nanti ke kantor lagi mau aktifkan," tandas Imam.

Menanggapi peristiwa tersebut, Grab Indonesia mengapresiasi langkah kepolisian karena bergerak cepat melakukan investigasi atas peristiwa tersebut. Apresiasi Grab sejalan dengan dukungannya terhadap penegakan hukum di Indonesia.

"Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari seluruh pihak terhadap peristiwa ini. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih khususnya kepada pihak kepolisian yang telah secara cepat melakukan proses investigasi dimana kami juga turut mendukung dalam semangat penegakan hukum," ujar PR Manager Grab Indonesia, Andre Sebastian, kepada detikcom, Selasa (11/2/2020).

Andre melanjutkan, sebagai bagian dari proses investigasi yang telah berlangsung, Grab menghormati penyelesaian secara kekeluargaan yang dicapai kedua pihak setelah pihak kepolisian mempertemukan penumpang dan mitra pengemudi yang bersangkutan.

Ia juga mengatakan, pihaknya berkomitmen terhadap keselamatan dan keamanan penumpang maupun mitra pengemudi. Andre mengungkapkan, akan melakukan pelatihan dan edukasi bagi mitra pengemudi dan edukasi berbagai fitur keselamatan kepada penumpang. Grab, Andre melanjutkan, akan meningkatkan investasi dalam mengembangkan fitur teknologi keselamatan yang inovatif.

"Dengan demikian, keselamatan penumpang dan kualitas layanan kami harapkan akan terus terjaga. Untuk informasi lebih lanjut mengenai komitmen Grab terhadap keselamatan dan keamanan bagi pelanggan dan mitra pengemudi serta fitur keselamatan di aplikasi dapat dilihat di https://www.grab.com/id/safety/," tutup Andre.(dtk)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita