Perusahaan Media Erick Thohir Rugi Rp5 M dalam 9 Bulan; Perusahaan Sandiaga Laba Bersih Rp7 T

Perusahaan Media Erick Thohir Rugi Rp5 M dalam 9 Bulan; Perusahaan Sandiaga Laba Bersih Rp7 T

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Perusahaan media milik Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk (ABBA) mengalami kerugian Rp 5,019 miliar pada kuartal III-2019. Meski masih rugi, kinerja keuangan Mahaka Media tercatat lebih baik daripada kuartal III-2018 yang rugi Rp 6,906 miliar.

Sementara itu, Mahaka Media mencatatkan peningkatan penjualan bersih selama periode Januari-September 2019 sebesar Rp 204,136 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp 152,612 miliar (Januari-September 2018).

Meningkatnya penjualan juga dibarengi dengan naiknya beban pokok penjualan, yakni dari Rp 71,687 miliar pada kuartal III-2018 menjadi Rp 112,507 miliar pada kuartal III-2019.

Erick Thohir sebelumnya mengaku akan mundur dari posisi Komisaris Utama Mahaka Media bila menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Alasannya, ia tak ingin terjadi konflik kepentingan. Kini, Erick Thohir tercatat sebagai Menteri BUMN periode 2019-2024.

Mahaka Media merupakan perusahaan induk dari unit usaha media dan hiburan (entertainment) yang memiliki kekuatan di bidang Broadcasting, Printing&Publishing, Online, dan Marketing Company.

Media di bawah Mahaka di antaranya JakFM, GenFM, Jak tv, Harian Republika, hingga Mahaka Advertising. Erick Thohir melalui PT Beyond Media menguasai 57,81 persen saham di Mahaka Media per 30 September 2019. [kp]

Perusahaan Sandiaga Uno Bukukan Laba Bersih Rp 7 T

Perusahaan milik Sandiaga Uno, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 7 triliun hingga triwulan III 2019. Capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) yang tercatat membukukan rugi bersih sebesar Rp 964,4 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah ke keterbukaan informasi pada Rabu (30/10), torehan laba bersih tersebut didorong oleh keuntungan bersih atas investasi pada efek ekuitas senilai Rp 5,85 triliun. 

Pada periode yang sama tahun lalu, Saratoga mencatatkan kerugian atas investasi sebesar Rp 1,15 triliun. Beberapa portofolio investasi Saratoga pun turut menopang perolehan laba. Investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), misalnya, yang hingga triwulan III 2019 berhasil menghasilkan keuntungan sebesar Rp 3,88 triliun, atau membaik dibandingkan tahun lalu yang merugi Rp 1,2 triliun. 

Portofolio investasi milik perusahaan berkode emiten SRTG ini lainnya yaitu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang pada periode ini menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2,35 triliun, naik dibandingkan triwulan III 2018 yang hanya Rp 462,64 miliar. 

Kemudian, investasi di saham di PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga menopang raihan laba Saratoga sebesar Rp 89,63 miliar. Pada periode sebelumnya Saratoga mengalami kerugian sebesar Rp 26,47 miliar dari investasi pada saham emiten tambang tersebut. 

Berdasarkan sektornya, penyumbang keuntungan atas investasi pada efek ekuitas paling besar berasal dari perusahaan sektor infrastruktur. Hingga triwulan III 2019 Saratoga mampu mencatatkan keuntungan senilai Rp 3,75 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, Saratoga mencatatkan kerugian investasi sebesar Rp 1,17 di sektor ini. 

Kemudian sektor sumber daya alam (SDA) memberikan keuntungan atas investasi sebesar Rp 2,5 triliun pada triwulan III . Pada periode yang sama tahun lalu, sektor ini hanya menyumbang keuntungan senilai Rp 76,18 miliar. 

Meski begitu, investasi yang dilakukan pada perusahaan di sektor produk konsumen tercatat masih membuat Saratoga merugi. Hingga triwulan III 2019, sektor ini membuat Saratoga rugi Rp 541,34 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, sektor ini juga membuat Saratoga rugi Rp 85,02 miliar. 

Kenaikan laba bersih perusahaan juga disebabkan oleh naiknya pendapatan dari penghasilan pembagian dividen, bunga, dan investasi. Total pendapatan dari pos ini hingga triwulan III 2019 sebesar Rp 1,66 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan dari pos ini hanya Rp 758,76 miliar. 

Sumbangan terbesar pada pendapatan untuk Saratoga di pos tersebut yaitu dari pembagian dividen. Hingga September 2019, Saratoga mengantongi pendapatan senilai Rp 1,67 triliun dari pembagian dividen. Padahal di periode yang sama tahun lalu hanya mengantongi Rp 734,02 miliar. [ktd]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita