Pengakuan Sri Mulyani: Penerimaan Pajak Loyo

Pengakuan Sri Mulyani: Penerimaan Pajak Loyo

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui penerimaan pajak yang loyo hingga Oktober tahun ini. Penerimaan yang loyo diakibatkan oleh kondisi perekonomian global yang tak menentu seperti perang dagang.

Perang dagang yang belum menemukan titik temu yang positif memberikan tekanan ke iklim usaha di dalam negeri. Dengan demikian para pelaku usaha pun membayarkan pajaknya tidak maksimal.

"Pada tahun ini kami melihat dan betul-betul merasakannya betapa banyak dunia usaha mengalami tekanan dari pengaruh global, entah itu commodity based, manufactured based, mereka menghadapi tekanan, itu terefleksikan dalam penerimaan pajak hingga bulan ke sepuluh," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Jumat (15/11/2019) malam.

Menurutnya, saat dunia usaha menghadapi siklus penurunan, maka di situlah kebijakan makro perlu diberikan oleh pemerintah. Kebijakan tersebut harus bisa membantu dunia usaha agara tidak tertekan terlalu dalam.

"Kita selalu menyampaikan pesannya kami tahu dunia sedang mengalami tekanan. Kami melihat itu, karena itu kita memahami kalau penerimaan pajak menurun. Namun itu tidak berarti bahwa kami tidak melakukan pekerjaan untuk ekstensifikasi dan intensifikasi. Namun itu dilakukan secara calculated," kata dia.

Bendahara negara ini menekankan, tekanan global saat ini memang semakin nyata dan menghantui, dimana pelemahan terus terjadi tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Oleh karenanya, membangun hubungan baik antar dunia usaha dan pemerintah menjadi hal yang penting dilakukan.

"Kalau tidak, pemerintah mungkin khawatir shortfall penerimaan, dalam situasi seperti ini instruksinya kejar pajak sampai dimanapun, sampa kapanpun dalam bentuk apapun, mengejar ke seluruh hal. Tapi kalau ini dilakukan ekonomi akan semakin mengalami pelemahan. Ini sesuatu yang tidak ingin terjadi pada saat kita mengalami siklus yang sedang menurun," kata dia. [cb]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita