Ustadz Tengku Kritik Mathlaul Anwar Disebut Radikal: Pak Wiranto 15 Tahun jadi Ketua Penasihat di Situ

Ustadz Tengku Kritik Mathlaul Anwar Disebut Radikal: Pak Wiranto 15 Tahun jadi Ketua Penasihat di Situ

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesi (MUI), Ustaz Tengku Zulkarnain meminta agar kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, tak berkembang secara liar.

Hal ini diungkapkan Zulkarnain di Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne bertajuk 'ILCMisteriPenusukWiranto', dilansir dari tayangan YouTube ILC, Selasa (15/10/2019).

Mulanya Zulkarnain menanyakan mengapa anggapan terkait penusukan Wiranto settingan atau sudah diatur beredar.

"Jangan biarkan kasus ini liar, dan kita merasakan benar bahwa ada yang bilang ini skenario, ada yang bilang ini betul," ujar Zulkarnain.

Dan disebutkannya pula ada bahasan yang menyambungkan aksi ini dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme di Mathlaul Anwar.

Zulkarnain lantas menyakinkan bahwa dirinya telah puluhan tahun di ormas tersebut.

"Ada yang mengkaitkan ini dengan Mathlaul Anwar, saya itu 30 tahun mengabdi berkarya di Mathlaul Anwar. Pernah jadi pengurus besar dan sekarang majelis fatwa di Mathlaul Anwar."

"Saya punya bukti Twitter yang mengatakan ini 'Mathlaul Anwar dipimpin oleh orang PKS, berarti radikal, apalagi Tengku Zulkarnain situ 30 tahun', itu di-screenshot itu datanya di Twitter," papar Zulkarnain.

Dan diungkapkannya, bahwa Wiranto juga memiliki jabatan penting dalam ormas tersebut.

Wiranto memiliki posisi penting di Pengurus Besar Mathla'ul Anwar sebagai Ketua Dewan Penasihat.

"Padahal Pak Wiranto ini ketua penasihat di Mathlaul Anwar 15 tahun," sebutnya.

Karena itu pun pada hari penyerangan, Wiranto berada di Banten untuk meresmikan gedung baru kampus Universitas Mathla'ul Anwar.

"Makanya beliau meresmikan gedung Mathlaul Anwar. Biasa. Karena beliau masih Ketua Dewan Penasihat Mathlaul Anwar," ungkapnya.

Ia lantas memperkenalkan bahwa Mathlaul Anwar merupakan ormas islam yang telah 101 tahun berdiri.

"Mathlaul Anwar ini ormas islam yang berdiri tahun 1916 di Menes, 4 tahun lebih muda dari Muhammadiyah. 10 tahun lebih tua dari Nahdatul Ulama (NU)," katanya.

"Kita punya enam ribuan sekolah, dan Universitas besar di Menes, itu yang gedungnya diresmikan Pak Wiranto," papar Zulkarnain.

Lihat videonya di menit ke 3.25:



Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (13/10/2019), Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten membantah dikaitkan dengan paham radikalisme ekstrem dan terorisme.

Wakil Rektor III UNMA, Ali Nurdin dalam keterangan tertuliskan menuturkan UNMA sama sekali tidak ada kaitannya dengan organisasi teroris.

"Seluruh materi pelajaran di UNMA Banten maupun di 2.000 sekolah dan madrasah Mathla’ul Anwar di seluruh Indonesia tidak ada sedikit pun yang mengajarkan paham radikalisme ekstrem dan terorisme," kata Ali.

Ia juga menuliskan jika memang ada keterlibatan guru, dosen, pegawai, mahasiswa atau sivitas akademika UNMA Banten, mengarah pada paham radikal ekstrem yang mengarah kepada tindakan terorisme, untuk diproses sesuai hukum.

UNMA Banten dan PB Mathla’ul Anwar pun menyatakan sikapnya mengutuk keras tindak kejahatan terhadap pejabat negara tersebut.

"UNMA Banten membuka diri dan akan terus melakukan upaya penyadaran dan dakwah dalam rangka deradikalisasi bagi masyarakat yang terpapar paham radikal ekstrem. UNMA Banten yang saat ini mengasuh hampir 6.000 mahasiswa tersebar di 22 program studi dengan 200 dosen dan 120 staff dalam waktu dekat akan membentuk “Pusat Kajian Deradikalisasi." []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita