Sentilan Keras Tengku Zul ke Aparat Terkait Penusukan Wiranto

Sentilan Keras Tengku Zul ke Aparat Terkait Penusukan Wiranto

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain mengkritik sikap aparat penegak hukum terkait kasus penusukan Menkopolhukam Wiranto. Kritik itu disampaikan dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (15/10/2019) malam yang bertema "Misteri Penusuk Wiranto".

Menurut Tengku Zulkarnain, kasus penusukan Wiranto dibiarkan mengambang. Tidak ada keterangan yang pasti dari pihak penegak hukum.

"Simpang siur, ada yang bilang afiliasi ke ISIS, ada yang bilang orangnya pemabuk, ada yang bilang orangnya stres karena rumahnya digusur kena jalan tol," ujar ustaz tersebut.

Akibat tidak ada pernyataan yang jelas dari pihak berwenang yang sesuai kapasitasnya makanya terbentuk opini liar di masyarakat.

Dia juga menyayangkan informasi setelah terjadi penusukan yang beredar di masyarakat tidak disampaikan dengan seksama. Misalnya, kondisi Wiranto setelah penusukan tidak disampaikan oleh dokter atau medis.

"Kenapa tidak polisi yang ngomong berdasarkan rekam jejak yang dibuat oleh dokter? Sehingga tidak liar," ujarnya.

Tengku Zulkarnain juga mengkritik perbedaan perlakuan yang diberikan oleh aparat kepada Abu Rara, pelaku penusukan Wiranto dan orang lain. Dia membandingkannya dengan sikap aparat ke Neno Warisman.

"Di Pekanbaru, sepupu saya, mobilnya ditahan saat membawa Neno Warisman seharian mobil itu dilempari gak bisa keluar dari airport. Akhirnya Kepala Badan Intelejen Negara Daerah Riau membawa Neno Warisman ke pesawat dan dipaksa pulang, kenapa? Karena dikhawatirkan menimbulkan ceramah yang radikal," cerita Tengku Zulkarnain.

Dia mengaku heran dengan BIN yang menyebut Abu Rara sudah dipantau selama 3 bulan.

"Kenapa ini (Abu Rara) sudah tiga bulan kok bisa punya kesempatan menikam Pak Wiranto? Kok gak sama treatment nya dengan Neno Warisman waktu di Riau?" ujar penceramah ini.


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita