Penjelasan Tety Paruntu, Gagal Jadi Menteri Kabinet Kerja II

Penjelasan Tety Paruntu, Gagal Jadi Menteri Kabinet Kerja II

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Merapatnya Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Christiany Eugenia Paruntu (Tetty Paruntu) ke Istana Negara untuk menghadap Presiden Joko Widodo ternyata sesuai panggilan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Hal ini diketahui saat Tetty berbincang secara khusus dengan wartawan senior Ilham Bintang.

Tetty mengaku dipanggil Pratikno lewat chat WhatsApp pada Minggu (20/10) sekitar pukul 22.27 WIB. Kemudian pada Senin pagi (21/10) sekitar pukul 10.00 WIB, Tetty merapat ke Istana Negara, Jakarta Pusat sesuai arahan Pratikno.

Sesampainya di Istana, Tetty langsung berkordinasi dengan Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat  Presiden Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk Istana.

Memang pada Senin pagi, Presiden Jokowi menerima dan berkenalan dengan calon anggota kabinetnya. Tak ayal, kehadiran Tetty Paruntu di Istana mendapat perhatian khusus dari para wartawan yang bersiaga sejak pagi. Tetty adalah satu-satunya perempuan di antara tokoh-tokoh yang menghadap Presiden Jokowi

Setelah menunggu di ruang tamu selama satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB protokol Istana menemuinya. Dia terlebih dahulu diminta mengisi formulir dan menandatangin “Pakta  Integritas” yang berisi beberapa hal.

"Pertama, tidak tersangkut kasus hukum. Kedua, kewarganegaraannya tidak berstatus ganda (dwikewarganegaraan). Itu antara lain. Semua pertanyaannya saya jawab. Dan, tandatangani,” ungkap Tetty.

Kemudian, Tetty pindah tempat menunggu di lounge Istana. Tidak berapa lama, Mensesneg Pratikno menemuinya. Ia memberitahu Tetty telah menerima sms.

Praktikno meminta klarifikasi Tetty pada dua kasus. Pertama mengenai keterlibatan Tetty dalam kasus Bowo Sidik yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat.

Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pratikno. Yang pertama, dia membantah jika terlibat dalam kasus Bowo Sidik. Dia juga menyangkal pernah memberikan uang kepada Bowo Sidik.

"Saya memang tidak melakukan itu," tegas Tetty.

Tetty juga membenarkan jika dirinya pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus Bowo Sidik.

"Benar saya pernah diperiksa  sebagai saksi. Kesaksian membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai," sanggah mantan pengusaha Alutsista ini.

Kasus kedua, mengenai mutasi ASN di kantornya yang mengakibatkan sekretaris daerahnya (Sekda) dilidik pihak berwajib. Tetty juga membantah kasus tersebut.

"Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN, yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul," jelas Tetty.

Kemudian, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pun datang. Tapi Tetty membantah Airlangga datang untuk menyuruhnya pulang. Justru Airlangga membantu menjelaskan mengenai tuduhan itu. Setelah itu Tetty pun pulang.

Ketika pulang, Tetty tidak melewati jalan yang sama ketika datang ke Istana. Dia pulang lewat samping. Ini pula yang membuat wartawan makin menyoroti kehadirannya. Ia sedih mengikuti pemberitaan media yang berbagai versi.

“ Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan beliau masuk pukul 22.27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang,” tutup Tetty. [rm]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA