Miris, Pengangguran Indonesia Tertinggi Ke-2 di Asia Tenggara

Miris, Pengangguran Indonesia Tertinggi Ke-2 di Asia Tenggara

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Belakangan angka pengangguran di Indonesia dikabarkan menurun, namun nyatanya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tengah tahun ini, tercatat ada 5,01 persen penduduk produktif yang menganggur. 

Indonesia tertinggal dari Laos dan Kamboja, yang secara berurutan mencatatkan 0,60 persen dan 0,10 persen pengangguran dalam data BPS. Artinya, ini memang menjadi angka terendah dalam sejarah Indonesia, tetapi tetap menjadi yang tertinggi kedua di Asia Tenggara. 

Padahal beberapa waktu mendatang Indonesia sedang menghadapi periode krusial bonus demografi. Kepala Generasi muda Indonesia (gsm) Muhammad Nur Rizal, jumlah generasi milenial yang berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun). 

"Generasi muda Indonesia akan menghadapi persimpangan yang belum pernah ada sebelumnya," ujarnya kepada VIVA, di seminar pendidikan “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Sekolah Integritas” Jumat 11 Oktober 2019.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengatasi tantangan zaman yang terus berubah, khususnya terkait polemik bonus demografi.

“Ketika proporsi anak muda Indonesia yang besar itu ternyata tidak cukup produktif atau bermental lemah, maka jumlah besar itu akan menjadi bencana demografi sehingga niat bangsa ini untuk keluar status negara low-middle income akan terhambat," ujarnya.

Risiko naiknya jumlah pengangguran bisa terjadi dalam konteks ini, apalagi pendidikan kita tidak menyiapkan mereka untuk menghadapi zaman yang kian tak pasti.

“Ketika banyak jenis pekerjaan digantikan oleh mesin, serta SDM dihadapkan pada tantangan yang belum pernah ada sebelumnya, mental kuat dan kreativitas menjadi kunci utama untuk sukses."

Itu berarti pendidikan harus memusatkan perhatian pada pengembangan karakter yang fleksibel dan tahan banting untuk menghadapi transisi yang super cepat di era revolusi
internet. [vv]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita