Gagal Tangani Teror Bom, Presiden Sri Lanka Pecat Kepala Intelijen Nasional

Gagal Tangani Teror Bom, Presiden Sri Lanka Pecat Kepala Intelijen Nasional

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena memecat kepala intelijen nasional. Pemecatan dilakukan karena kepala intelijen dianggap tak memberitahukan potensi bom mematikan saat Paskah 21 April lalu.

Dilansir dari Aljazeera, Minggu (9/6), agen intelijen India telah mengirim beberapa peringatan kepada pemerintah Sri Lanka tentang potensi serangan mematikan. Namun Sirisena dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, tak diberitahu tentang peringatan itu sebelum serangan mematikan yang diklaim ISIS tersebut.

Komite pemilihan parlemen, yang dipimpin oleh sekutu saingan Sirisena, Wickremesinghe, sedang menyelidiki kemungkinan penyimpangan yang memungkinkan para militan menargetkan hotel dan gereja, di mana lebih dari 250 orang tewas.

Dalam kesaksiannya pada 29 Mei di hadapan komite parlemen, kepala intelijen Sri Lanka, Sisira Mendis mengatakan pertemuan dewan keamanan tidak teratur, sehingga sulit untuk melindungi negara kepulauan itu.

Mendis mengatakan, ketika dirinya mengemukakan peringatan itu dalam pertemuan pada 9 April, Direktur Badan Intelijen Negara Nilantha Jayawardena, yang memiliki hubungan langsung dengan presiden, mengatakan kepadanya Sirisena telah diinformasikan.

Jayasundara mengatakan bahwa Sirisena, yang juga menteri pertahanan dan polisi, memintanya untuk mengundurkan diri untuk bertanggung jawab atas ledakan itu. Namanya pun dipastikan tak ada dalam penyelidikan selanjutnya.

Hemasiri Fernando, mantan sekretaris kementerian pertahanan yang mengundurkan diri setelah teror bom Paskah, mengatakan kepada komite bahwa Sirisena, sebagai menterinya, tidak mudah diakses untuk diskusi pribadi.

Pada hari Jumat, sehari setelah dua kesaksian kritis dibuat, Sirisena mengumumkan pemecatan Mendis.

"Semua orang yang bersaksi di depan komite terpilih adalah petugas yang saya singkirkan. Kami juga telah memecat Sisira Mendis," kata Sirisena, Jumat malam.

Minelle Fernandez dari Aljazeera, yang melaporkan dari Kolombo, pada hari Sabtu mengatakan pemecatan Mendis dapat meningkatkan ketegangan politik atas penyelidikan parlemen Sri Lanka.

"Semua orang tahu bahwa Sirisena sangat marah dengan komite parlemen. Tepat pada hari pertama, kita memiliki Kepala Intelejen Nasional di depan komite, dan memberikan kesaksian dan bukti tentang sikap tidak perduli presiden terhadap keamanan nasional," jelasnya.

"Sekarang pada hari kedua, kami mendengar bahwa ada upaya untuk mencoba dan menghentikan sesi komite dan bahwa presiden tidak senang dengan semua informasi yang keluar. Dia juga memerintahkan untuk menghentikan siaran langsung persidangan," lanjutnya.[mdk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita