Dianggap Beda Mazhab, Warga Bubarkan Pengajian Ustaz Firanda di Aceh

Dianggap Beda Mazhab, Warga Bubarkan Pengajian Ustaz Firanda di Aceh

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Sejumlah warga menggeruduk Masjid Al-Fitrah, Keutapang II, Banda Aceh, Kamis (13/6) malam. Massa menolak dan memberhentikan kajian keagamaan yang sedang berlangsung di dalam masjid. 

Massa mulai berkumpul sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka kemudian masuk ke dalam masjid dan membubarkan jemaah pengajian ustaz yang diketahui bernama Firanda Andirja. 

Gemuruh suara takbir dan teriakan warga meramaikan seisi masjid. Aksi ini sontak menjadi sorotan dan perhatian warga hingga terjadi kemacetan. Massa yang tak sanggup membendung emosi, bahkan sempat terjadi keributan kecil dan saling lempar sendal. 

Namun, tak lama kemudian petugas keamanan dari TNI-Polri serta pihak terkait tiba ke lokasi dan mengamankan ustaz tersebut. Petugas juga melerai protes warga yang berlangsung hampir 2 jam lebih. Sementara dari dalam masjid, beberapa tokoh agama dan warga mengambil alih acara. 

Massa yang hadir ke masjid itu menolak ceramah ustaz tersebut karena dinilai berpemahaman wahabi dan bertolak belakang dengan masyarakat Aceh. Massa menganggap kajian yang disampaikan tidak sejalan dengan aliran Ahlulsunnah Waljamaah (Aswaja).

Koordinator massa, Abu Syuja, mengatakan pihaknya sudah menyampaikan kepada penyelenggaraan acara agar tidak melaksanakan kegiatan kajian yang diisi oleh ustaz Firanda Andirja. 

Sebelum acara berlangsung, kata Abu Syuja, pihaknya telah memberikan pemberitahuan melalui surat MPU Banda Aceh. Namun pemberitahuan itu tidak diindahkan oleh penyelenggara. 

“Protes permasalahannya adalah karena masalah akidah yaitu yang namanya wahabi, ini adalah kesepakatan Ahlulsunnah Waljamaah menolak kehadiran ustaz (Firanda) di Aceh,” kata Abu Syuja saat ditemui di dalam masjid. 

Sementara Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, mengatakan keributan terjadi disebabkan karena kesalahpahaman antara kelompok yang mengatasnamakan Aswaja dan Wahabi. 

“Ada pengajian dari ustaz Firanda cuma masyarakat di sini (Banda Aceh) mungkin belum menerima sehingga datang ke masjid supaya tidak melanjutkan pengajian. Istilahnya masyarakat Banda Aceh belum menerima beliau,” kata Trisno. 

Atas keributan itu, kata dia, Forkopimda Banda Aceh akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang terjadi. Trisno menjelaskan sejak sore penyelenggara telah diingatkan agar tidak mengadakan kegiatan, tetapi tidak diindahkan.

“Memaksakan hadir setelah salat Magrib dan massa memprotesnya. Panitianya dari masyarakat Banda Aceh sendiri, telah kita komunikasikan untuk diberhentikan sementara, dan kegiatan (pengajian) ini juga tidak minta izin ke kami. Makanya kami sampaikan supaya tidak ada kegiatan lagi,” pungkasnya.

Ustaz Firanda yang ditolak warga tersebut merupakan salah seorang pendakwah dari Indonesia yang menadi penceramah di masjid Madinah, Nabawi. Pria bernama lengkap Firanda Andirja Abidin itu, mendapat kepercayaan oleh kerajaan Arab Saudi untuk mengisi cermah di masjid Nabawi.  

Firanda terpilih setelah melalui seleksi oleh pengajar atau sejumlah tokoh ulama terkemuka di Madinah. Dilansir laman Firanda.com, sejak 2012 Firanda diberi amanah oleh Pemerintah Arab Saudi menyampaikan ceramah berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi untuk para jamaah haji dan umroh dan warga Indonesia yang bermukim di Kerajaan Arab Saudi. 

Adapun soal Wahabi banyak didengungkan sebagai salah satu ideologi Islam yang bermula di Arab Saudi. Banyak kontroversi terkait istilah ini, bagi sebagian orang menilai wahabisme berarti Islam fundamental. Namun bagi sebagian lainnya wahabisme adalah upaya mengembalikan kemurnian Islam. [km]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA