Apel Pengamanan Sengketa Pilpres, Aparat Jangan Jadi Provokator Hoax

Apel Pengamanan Sengketa Pilpres, Aparat Jangan Jadi Provokator Hoax

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, dan Pemprov DKI Jakarta, menggelar 'Apel Konsolidasi Ketupat Jaya 2019 dan Kesiapan PAM Sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di Mahkamah Konstitusi'.

Apel tersebut digelar di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis 13 Juni 2019.

Dalam apel tersebut dihadiri oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono, Pangdam Jaya TNI Mayjen Eko Margiyono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.

Dalam sambutannya, Kapolda Metro Jaya menyatakan, aparat TNI-Polri beserta pihak-pihak terkait mampu memberikan terbaik bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, kebutuhan masyarakat yakni sembako dinyatakan relatif stabil. 

"Kita mampu berikan terbaik kepada masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya. Ada beberapa indikatornya, pertama, di DKI dan sekitarnya, stabilnya harga bahan pokok dan menurunnya angka kriminalitas," kata Gatot di lokasi.

Selain itu, Gatot juga meminta, seluruh jajaran agar tetap bersiap diri untuk melakukan pengamanan di Mahkamah Konsititusi (MK). Sehingga, apel ini merupakan wujud pengamanan menjelang sidang tersebut.

"Selain Apel Konsolidasi Ketupat Jaya, juga apel kesiapan pengamanan sidang PHPU di Mahkamah Konsititusi. Apel diharapka,n jadi sarana konsilidasi untuk mengecek sejauh mana kesiapan personel dan peralatan yang akan dilakukan untuk pengamanan tersebut," katanya.

Lebih lanjut, Pangdam Jaya Mayjen menambahkan, agar seluruh personel mematuhi segala dalam bentuk pengamanan. Ia juga meminta, agar seluruh personel jangan termakan isu bohong, alias hoax. 

"Saya tegaskan kepada seluruh personel untuk waspada pada seluruh provokasi yang memecahkan TNI-Polri. Jangan mudah percaya pada berita hoax. Jangan ada TNI-Polri yang jadi provokator dan sebar berita bohong," kata Eko.[viva]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita