Tertawa saat Ditanya soal Video Server KPU Disetting, Ferdinand Hutahaean Beri Penjelasan

Tertawa saat Ditanya soal Video Server KPU Disetting, Ferdinand Hutahaean Beri Penjelasan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean tampak tertawa saat ditanya terkait video server Komisi Pemilihan Umum (KPU) disetting yang kini tengah ramai diperbincangkan.

Hal itu tampak saat Ferdinand menjadi narasumber acara Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne, Jumat (5/4/2019).

Mulanya pembawa acara melontarkan pertanyaan kepada Ferdinand terkait isu video server KPU disetting yang dinilai semakin melebar.

"Isu semakin berkembang, katanya video tudingan itu dibuat ketika relawan Prabowo-Sandi sedang rapat, bagaimana ini semakin kemana-mana isunya?" ujar pembawa acara.

Mendengar pertanyaan itu, Ferdinand tak lantas menjawabnya.

Tampak, Ferdinand mulanya hanya tertawa menanggapi pertanyaan itu.

Kemudian Ferdinand menceritakan seseorang dalam video yang mempresentasikan pengetahuannya soal informasi teknologi (IT).

"Kami memang mendengar tentang pengakuan dari seorang yang bernama Wahyu ya, beliau lah yang meminta waktu kepada teman-teman kita relawan untuk mempresentasikan apa yang dia ketahui tentang kemudian apa yang ramai sekarang diperbincangkan," papar Ferdinand.

Terkait itu, Ferdinand menjelaskan bahwa relawan berbeda dengan BPN.

"BPN secara kelembagaan tentu berbeda dengan organ relawan karena mereka ini kan adalah organisasi mandiri yang berhak melakukan kegiatannya secara mandiri terkait dengan aktivitas semacam ini," ungkap Ferdinand.

Lalu, Ferdinand menceritakan kronologi video yang beredar soal server KPU yang telah disetting untuk memenangkan paslon tertentu pada Pilpres 2019.

"Nah mungkin itu yang terjadi bahwa organ relawan kita yang kemudian menerima saudara Wahyu mempresentasikan apa yang dia ketahui ya, tidak ada yang salah di situ bahwa relawan ini penasaran dengan sesuatu informasi yang ingin disampaikan oleh Wahyu yang memang diketahui mempunyai basic terkait dengan IT (Informasi Teknologi) ya," kata Ferdinand.

"Dan itulah dasarnya kemudian terjadi pertemuan itu."

"Maka dijelaskan di sana dan direkam kemudian viral di media sosial yang disampaikan bahwa ada settingan," sambungnya.

Ferdinand mengaku bahwa pihaknya juga belum memahami settingan yang dimaksud.

Kendati demikian, ia menilai semestinya KPU tak lantas melaporkan yang bersangkutan ke kepolisian.

Sebab, menurutnya yang bersangkutan kemungkinan memiliki informasi yang benar.

"Sampai hari ini sebetulnya kami sendiri belum memahami settingan yang dimaksud di mana," ungkap Ferdinand.

"Tetapi di sini, kami sebetulnya ke KPU mestinya sebelum melaporkan yang bersangkutan dan akun-akun media sosial ini ke kepolisian, sebaiknya yang bersangkutan ini dipanggil."

"Diminta menjelaskan di mana titik yang disebutkan, diatur, dikondisikan, atau disetting 57 persen."

"Siapa tahu informasi yang dia miliki itu ternyata benar dan memang pelakunya bukan KPU tapi adalah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," sambungnya.

Kemudian Ferdinand menyatakan jika memang yang bersangkutan tidak dapat membuktikannya ke KPU, maka baru diselesaikan secara hukum.

"Tadinya saya harap KPU memanggil yang bersangkutan menjelaskan, dan ternyata kalau dia tidak bisa membuktikan titik-titik di mana yang dia sebut sebagai settingan itu ya baru silakan ambil tindakan hukum," jelas Ferdinand.

"Ya tapi kalau dia benar bisa membuktikan kan kasihan warga negara kita yang mempunyai informasi yang kami nilai mempunyai semangat ingin turut menjaga demokrasi kita ini harus berhadapan dengan hukum," tandasnya.

Simak videonya dari menit 6.50:


Diberitakan dari Kompas.com, Komisioner KPU, Viryan Aziz turut angkat bicara menanggapi isu server KPU yang berada di Singapura telah disetting untuk memenangkan satu di antara paslon capres dan cawapres.

Hal itu disampaikan Viryan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).

Aziz menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki server yang ditempatkan di luar negeri.

Ia mengatakan, semua server KPU di tempatkan di sekitar Jakarta, termasuk di kantor KPU sendiri.

"Kalau server punya kami tidak ada yang di luar negeri. Semua di dalam negeri, di sekitar Jakarta ya, termasuk di kantor ini. Ada di bawah (kantor KPU) bisa dilihat," ujar Viryan.

Ia kembali menegaskan, tidak ada kaitannya server KPU dengan hasil pemilu nantinya.[tribun]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita