BPN Sampai Malu Melihat Video Surat Suara Tercoblos, Polisi Malaysia Hadir di TKP

BPN Sampai Malu Melihat Video Surat Suara Tercoblos, Polisi Malaysia Hadir di TKP

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Dugaan kecurangan kertas suara Pemilu 2019 yang tercoblos di Malaysia dinilai sebagai fenomena gunung es karena bisa saja terjadi di negera lain.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersama Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Sentra Gakkumdu) diminta untuk mendalami kasus ini dengan tetap menjunjung tinggi netralitas.

Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo mengaku sangat malu melihat video surat suara tercoblos di Malaysia. Pasalnya dalam video itu nampak juga polisi Diraja Malaysia ikut hadir di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Ada video di mana polisi Diraja Malaysia ikut hadir di TKP. Saya sampai malu melihatnya. Karena pihak asing ikut terlibat dalam kejadian ini," kata Dradjad, Kamis (11/4).

Perlu diketahui, di salah satu video viral, beberapa tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia bersama beberapa pihak menggerebek sebuah gudang yang isinya surat suara tercoblos. Di situ mereka menemukan surat suara sudah dicoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin.

Ada pula surat suara calon legislatif yang sudah dicoblos ke beberapa nama caleg. Salah satunya yakni Caleg Partai Nasdem, Davin Kirana. Davin merupakan putra dari Dubes RI untuk Malaysia Rusdi Kirana.

Terkait itu, Dradjad yang juga Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku masih berusaha memegang teguh asas praduga tidak bersalah. Tapi video tersebut dan berbagai kejadian lain menurut dia memberi indikasi yang kuat tentang terjadinya kecurangan yang masif dan terstruktur.

"Kejadian lain itu seperti bagi-bagi bingkisan yang marak di berbagai daerah, politik amplop hingga berbagai tekanan oleh oknum-oknum aparat," imbuhnya.

Maka dari itu, Dradjad mengaku semakin sangsi kalau kecurangan serupa juga terjadi di negara lain. Bukan hanya di Malaysia.

"Jangan-jangan kejadian di Malaysia itu tidak berdiri sendiri. Jangan-jangan ini hanya puncak gunung es saja. Meski demikian, saya masih menjunjung tinggi praduga tidak bersalah," tandasnya. [rm]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita