Sadis, Pelaku Penembakan Masjid di Cristchurch Unggah Video Aksinya

Sadis, Pelaku Penembakan Masjid di Cristchurch Unggah Video Aksinya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pelaku penembakan brutal di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, mengunggah video aksinya dan mengungkap alasannya melakukan serangan tersebut.

Hingga kini diberitakan, sudah 27 orang yang tewas, setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke dua masjid di kota Selandia Baru. Polisi telah menahan empat orang, setelah pelaku menembaki jemaah masjid yang akan menunaikan salat Jumat.

Pelaku yang mengidentifikasi dirinya di Twitter sebagai "Brenton Tarrant" dari Australia, mengunggah video serangan mematikan dan menyalakan kamera sebelum melakukan aksi tersebut.

Dalam sebuah manifesto setebal 73 halaman yang diunggah secara online, pelaku menggambarkan dirinya sebagai 'hanya orang kulit putih biasa'.

Dia menyebutkan, hanya dilahirkan dari kelas pekerja, keluarga berpenghasilan rendah, yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan rakyat.

Pria bersenjata itu mengatakan, dia melakukan serangan untuk secara langsung mengurangi tingkat imigrasi ke tanah Eropa.

Dia menyebut, alasannya untuk melakukan serangan tersebut adalah untuk "menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kita tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah kita adalah milik kita sendiri, dan bahwa selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kita dan menggantikan orang-orang kami."

Diberitakan News.com.au, Tarrant mengungkapkan, ia telah merencanakan serangan selama dua tahun dan memutuskan untuk melakukan serangan di Christchurch, sekitar tiga bulan lalu.

Menurutnya, Selandia Baru bukan pilihan awal untuk menyerang, namun menggambarkan Selandia Baru sebagai sasaran 'kaya lingkungan' seperti di tempat lain di Barat.

"Serangan di Selandia Baru, akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kita, bahwa tidak ada tempat di dunia yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kita, bahkan di daerah paling terpencil di semua tanah kita dan dunia. Tidak ada lagi tempat yang aman dan bebas dari imigrasi massal," tulisnya dalam klaim manifesto tersebut.

Mengklaim diri mewakili jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya, dia mengatakan harus memastikan keberadaan rakyat dan masa depan untuk anak-anak kulit putih. [vva]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA