Penguasa Sering Bohong

Penguasa Sering Bohong

Gelora News
facebook twitter whatsapp

Oleh: Zeng Wei Jian

SITI Aisyah dibebaskan Pengadilan Malaysia. Yassona Laoly dan buzzer klaim itu hasil lobby Pemerintah Indonesia dan prestasi Presiden Joko Widodo. Amazing. Luar biasa. Meme dan rilis video disebar.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membantah adanya lobby dari Pemerintah Indonesia. Antiklimaks.

Medsos segera rame. Netizen menuding pihak yang klaim pembebasan Siti Aisyah sebagai prestasi Joko Widodo sebagai "Tukang Bohong".

Salah satu kata yang marak di rezim Jokowi adalah "bohong" atau "pathological iying". Tidak pernah terjadi di rezim-rezim sebelumnya.

Bohong bagian hidup manusia. Leonard Saxe, Ph.D., ahli polygraph, mengatakan, "Lying has long been a part of everyday life. We couldn't get through the day without being deceptive".

Hollywood sadar adanya obsesi manusia untuk berbohong dalam film Quiz Show, True Lies, The Crucible, Secrets & Lies, dan Liar, Liar.

Bagi Filsuf Nietzche; lie is a condition of life. Seorang pembohong biasanya punya verbal skill yang lebih bagus daripada kemampuan tehnis lain. 

Penyakit pathological iying ditemukan dalam arena politik dan penguasa negara. Ironisnya, mereka lebih sering menipu rakyatnya sendiri.

Di buku "why leaders lie", John J. Mearsheimer menulis: "I find that leaders do not lie very often to other countries, but instead seem more inclined to lie to their own people".

Presiden Lyndon Johnson membohongi rakyat Amerika dengan cerita penyerangan Vietcong terhadap kapal US Destroyers. Kebohongan ini begitu apik sehingga membuat kongres mengesahkan "Gulf of Tonkin Resolution". Resolusi ini memberi otoritas besar kepada Presiden Johnson untuk mengambil langkah apapun mencegah penyerangan terulang.

Fiksi Mobil Esemka, dolar 10 ribu, stop utang, stop import, tidak naikan BBM & TDL dan lain-lain punya target rakyat domestik.

Entah bagaimana perasaan Perdana Menteri Mahathir Mohamad saat berita klaim Yassona Laoly dan Joko Widodo sampe ke meja kerjanya. 

Tidak mungkin dua pihak berbohong. Seandainya Perdana Menteri Mahathir Mohamad bukan pihak yang berbohong, artinya pihak lain yang berbohong. Dan kebohongan itu naik kelas. Menyentuh dimensi "international lies". Dan itu bikin malu. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita