Hotman Paris Ungkap Satu Obsesi Hidupnya yang Belum Tercapai dengan Ustaz Abdul Somad

Hotman Paris Ungkap Satu Obsesi Hidupnya yang Belum Tercapai dengan Ustaz Abdul Somad

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.COHotman Paris Hutapea mengaku mempunyai satu keinginan yang sampai saat ini belum terkabul, yakni melakukan yang satu ini bersama Ustaz Abdul Somad.

Dr Hotman Paris Hutapea adalah salah satu pengacara kondang di Indonesia.

Hotman Paris dikenal sebagai pengacara tajir yang memiliki sejumlah mobil mewah.

Hotman Paris juga dikenall sebagai pengacara yang sering dekat dengan wanita-wanita cantik serta sejumlah konglomerat papan atas di Indonesia.

Melihat foto-foto dan video yang di-share Hotman Paris Hutapea di akun media sosial, sepertinya ia bisa mendapatkan apa saja yang ia mau.

Tetapi, melalui akun media sosialnya, Hotman Paris Hutapea ternyata masih memiliki sebuah obsesi atau keinginan yang sampai sekarang belum juga terkabul.

Untuk mengungkap keinginan atau obsesinya itu, Hotman Paris Hutapea sampai membuat video khusus.

Video ini kemudian ia bagikan atau share melalui akun instagram, Kamis (14/3/2019) siang ini.

Keinginan Hotman Paris Hutapea itu bukan sesuatu yang bersifat materi, tetapi ingin berjumpa dengan ulama Indonesia.

Hotman Paris ingin ngevlog dengan Ustadz Abdul Somad atau UAS.

"Ada satu keinginan saya yang belum terkabul yaitu ngevlog yang terhormat Ustaz (Ustadz) Abdul Somad," ujar Hotman Paris.

Dia pun berharap Abdul Somad memiliki waktu sehingga bisa ngevlog bareng dengan dirinya.

"Ustadz Abdul Somad kapan kita ngevlog bersama.  Atau aku datang ke pesantren deh," ujar Hotman.

Hotman ingin banyak bertukar pikiran atau berceramah dengan para generasi muda di sana di pesantren.

"Dalam waktu dekat saya akan ke Ponpes Tebu Ireng di tingkat pascasarajana di Jombang," katanya.

Sebelumnya, Hotman Paris juga mengajukan tantangan kepada dunia pondok pesantrean untuk mengundang dirinya.

Tantangan itu kemudian langsung dijawab oleh Ponpes Tebu Ireng.

Simak video lengkap Hotman Paris ingin ngevlog dengan Ustadz Abdul Somad berikut ini:

Tangan Hotman Paris Disambut Ponpes Tebu Ireng

Sebelumnya diberitakan, tantangan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dijawab oleh Pondok Pesantren atau Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Hanya dalam hitungan hari, salah satu ponpes di Jawa Timur menjawab tantangan Hotman Paris Hutapea.

Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang, mengirim sejumlah utusan untuk menemui Hotman Paris di kedai Kopi Johny di Kelapagading, Jakarta Utara, Minggu (24/2/2019).

Hotman Paris pun langsung menerima kedatangan dari salah satu pengasuh Ponpes terbesar di Indonesia tersebut.

"Beda agama beda suku, saya menyatakan dengan senang hati datang ke Tebu Ireng, pesantren terbesar yang juga universitas," ujar Hotman Paris Hutapea melalui sebuah video yang dia unggah di akun instagramnya 17 jam lalu.

Hotman Paris tantang pengelola ponpes untuk mengundangnya dan memberikan motivasi kepada para murid.

Tantangan ini disampaikan melalui akun instagramnya tiga hari lalu.

Tantangan Hotman Paris Hutapea ini bukan dalam hal negatif, tetapi hal positif, yakni untuk mengundang dirinya menjadi motivator di depan para santri atau murid.

Menurut Hotman, selama ini dirinya sudah berbicara di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia tentang masalah hukum dan selalu dihadiri mahasiswa dalam jumlah besar.

"Kali ini, saya mau agar yang undang saya lembaga-lembaga keagamanan terutama yang punya sekolah seperti pesantren dan sejenisnya," ujar Hotman Paris Hutapea.

Hotman menambahkan,  apabila ada ponpes yang memiliki murid 500 orang dan akan hadir dalam seminar, maka dirinya bersedia hadir meski tanpa diberi honor sekali pun.

"Apabila yang mengundang ada murid lebih dari 500 hadir di seminar, saya bersedia datang tanpa dibayar honor. Di seluruh Indonesia," ujar Hotman.

Menurut Hotman, motivasi sangat perlu untuk para generasi muda, para siswa maupun mahasiswa.

"Lo tahu tidak ini pendiri Huawei, tiap sore dikasih motivasi sama ibunya, sampai umur 18 tahun sangat miskin. Sekarang Amerika pun sudah digoncang oleh dia," ujar Hotman.

Hotman kemudian menantang pengasuh ponpes untuk mengundangnya.

"Motivasi. Bakarlah semangat anak-anak mudaa, murid dengan motivasi. Undang saya ke pesantren, saya akan kasih motivasi," ujarnya.

Simak videonya berikut ini.



Ponpes Tebu Ireng Tanggapi Tantangan Hotman Paris Hutapea


Tantangan Hotman Paris Hutapea kepada dunia pesantren itu disampaikan melalui akun instagramnya tiga hari lalu.

Tak begitu lama kemudian, salah satu dosen di Pondok Pesantren (ponpes) Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, mendatangi Hotman Paris Hutapea di kedai Kopi Johny di Kelapagading, Jakarta Utara.

Video kedatangan dosen di Universitas Hasyim Ashari, Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, itu kemudian di-share oleh Hotman Paris Hutapea melalui akun instagramnya, 17 jam lalu atau tepatnya Minggu (24/2/2019).

"Salam kopi Johny.  Pagi ini datang utusan dari pesantren terbesar di Indonesia meminta saya untuk berikan ceramah motivasi kepada muridnya," ujar Hotman Paris.

Kemudian, utusan dari Ponpes Tebu Ireng memperkenalkan dirinya sebagai pewakilan dari  dari Universitas Hasyim Ashari.

Dia meminta Hotman paris untuk menjadi pembicara di Pasca Sarjana Universitas Hasyim Ashari Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, tentang masalah hukum.

Hotman kemudian menjawab: "Inilah contoh persatuan Indonesia. Beda agama beda suku saya menyatakan dengan senang hati datang ke Tebu Ireng, pesantren terbesar yang juga universitas. Batak tembak lamngsung bersedia datang untuk membagi ilmu kepada sesama."

Simak video dan status Hotman Paris Hutapea berikut ini.

@hotmanparisofficial: Tebu Ireng & Hotman Paris di Kopi joni.

Sejarah Singkat Universitas Hasyim Ashari Ponpes Tebu Ireng Jombang

Universitas Hasyim Ashari  atau Unhasy merupakan perguruan tinggi yang didirikan oleh pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang, KH. Muhammad Yusuf Hasyim.

Sebelum menjadi universitas, kampus yang berada di komplek pondok pesantren Tebuireng ini bernama Institut Keislaman Hasyim Asy'ari.

Diberitakan di website resmi kampus itu, http://www.unhasy.ac.id, Unhasy sebenarnya bukan nama perguruan tinggi baru di jajaran pendidikan tinggi di Indonesia.

Sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren, Unhasy secara resmi menyelenggarakan pendidikan bagi para calon sarjana sejak 22 Juni 1967.

Pada 1 September 1988, perguruan tinggi yang didirikan oleh KH. Yusuf Hasyim, pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, berubah menjadi Institut Keislaman Hasyim Asy'ari (IKAHA).

Perubahan dari UNHASY menjadi IKAHA dilatar belakangi oleh Surat Keputusan Menteri Agama RI, Nomor 3 Tahun 1987, tentang Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS).

Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI Nomor: 278/E/O/2013, Unhasy resmi terlahir kembali.

Perubahan dari Ikaha menjadi Unhasy seiring dengan turunnya Surat Keputuan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang berdirinya Unhasy dengan 15 program studi.

Kelahiran kembali UNHASY disambut dengan sejumlah langkah, salah satunya, integrasi kurikulum agama dengan kurikulum non-agama di Program Studi (Prodi) agama, serta melakukan integrasi kurikulum non-agama dengan kurikulum agama di prodi non-agama.

Integrasi kurikulum tersebut, menurut Rektor Unhasy, Dr. H.C. Ir. KH Salahudin Wahid (Gus Sholah), dilakukan untuk peningkatan kualitas mahasiswa sehingga nantinya tidak canggung saat terjun di masyarakat.

Cita-cita besar yang diusung Perguruan Tinggi dibawah naungan Pesantren Tebuireng ini adalah mencetak agamawan yang ilmuwan, dan ilmuwan yang agamawan.

Resmi menyandang status Universitas sejak Juli 2013, UNHASY membuka 15 Program Studi pada 7 Fakultas mulai tahun akademik 2013-2014.

Pada Fakultas dan Prodi Agama terdiri atas Fakultas Syari'ah dengan Prodi Hukum Perdata Islam dan Hukum Ekonomi Syari'ah; Fakultas Dakwah dengan Prodi Komunikasi Penyiaran Islam; serta Fakultas Tarbiyah dengan Prodi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab dan Pendidikan Guru MI.

Fakultas dan Prodi non-agama yang telah dibuka adalah Fakultas Teknik, dengan Prodi Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil,dan Teknik Industri; Fakultas Teknologi Informasi, dengan Prodi Teknik Informatika, Sistem Informasi, dan Manajemen Informatika; Fakultas Ekonomi dengan Prodi Manajemen, Akutansi, dan Ekonomi Islam; Fakultas Ilmu Pendidikan, dengan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Ingris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Matematika, dan Pendidkan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pendiri Ponpes Tebu Ireng Jombang Jawa Timur

Ponpes Tebu Ireng Jombang Jawa Timur didirikan oleh KH Hasyim Ashari.

KH Hasyim Ashari adalah pendiri Nahdlatul Ulama atau NU sekaligus kakek dari Presiden Ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Wikipedia menulis, Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh Kyai Haji Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M.

Pesantren ini didirikan setelah ia pulang dari pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai pondok pesantren terkemuka dan di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya.

Tebuireng dahulunya merupakan nama dari sebuah dusun kecil yang masuk wilayah Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Letaknya delapan kilometer di selatan kota Jombang, tepat berada di tepi jalan raya Jombang – Kediri.

Menurut cerita masyarakat setempat, nama Tebuireng berasal dari “kebo ireng” (kerbau hitam).

Versi lain menuturkan bahwa nama Tebuireng diambil dari nama punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam dan kemudian tinggal di sekitar dusun tersebut.

Dusun Tebuireng sempat dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan, pencurian, pelacuran dan perilaku negatif lainnya.

Namun sejak kedatangan K.H. Hasyim Asy’ari dan santri-santrinya, secara bertahap pola kehidupan masyarakat dusun tersebut berubah semakin baik dan perilaku negatif masyarakat di Tebuireng pun terkikis habis.

Awal mula kegiatan dakwah K.H. Hasyim Asy’ari dipusatkan di sebuah bangunan yang terdiri dari dua buah ruangan kecil dari anyam-anyaman bambu (Jawa: gedek), bekas sebuah warung yang luasnya kurang lebih 6 x 8 meter, yang dibelinya dari seorang dalang.

Satu ruang digunakan untuk kegiatan pengajian, sementara yang lain sebagai tempat tinggal bersama istrinya, Nyai Khodijah.

Organisasi NU tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan lebih dari 400 cabang, tetapi pengurus-pengurus wilayah NU yang kegiatan usahanya cukup nyata antara lain adalah yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Saat ini, keberadaan Pondok Pesantren Tebuireng telah berkembang dengan baik dan semakin mendapat perhatian dari masyarakat luas.[tribun]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA