Sebut Partai Nasionalis Gadungan, Grace PSI Dinilai Sindir PDIP

Sebut Partai Nasionalis Gadungan, Grace PSI Dinilai Sindir PDIP

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Pidato Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie terkait parpol nasionalis gadungan dinilai menyindir PDI Perjuangan. Sebab, kader PDIP yang paling banyak ditangkap KPK.

"Kalau kader paling banyak di KPK ya PDIP dong, yang paling banyak ditangkap KPK PDIP. Kelihatannya Grace memang menyindir koalisinya," kata Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade, Rabu, 13 Februari 2019, dilansir medcom.

Menurut Andre, kalau Grace bermaksud menyindir Gerindra, maka sindiran itu salah sasaran. "Gerindra ini partai nasionalis religius, partai yang paling lengkap kebhinekaan-nya," kata Andre

Menurutnya, partai Gerindra selalu mengayomi seluruh agama dan golongan. Andre tidak mengerti siapa sesungguhnya partai nasionalis gadungan yang dimaksud Grace.

"Saya enggak ngerti maksud PSI seperti apa, tapi biasalah partai sensasional Indonesia selalu mencari sensasi, karena itu strateginya PSI," ucapnya.

Sebelumnya, Grace Natalie menyebut kaum intoleran dan koruptor menjadi ancaman terbesar Indonesia. Keduanya dapat menghancurkan Indonesia.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesi (PSI) Grace Natalie dalam pidato poltiknya di Festival 11 Yogyakarta, Senin, 11 Februari 2019.

Kombinasi keduanya dinilai semakin marak. Hal itu terlihat dari gerakan kebencian dari kaum intoleran serta perilaku koruptif figur publik khususnya pejabat pemerintah dan anggota legislatif.

Grace heran dengan partai politik yang mengaku nasionalis tapi ikut meloloskan perda-perda yang diskriminatif dan mendelegasikan mantan koruptor sebagai caleg.

"Mengaku nasionalis tapi ambil bagian dalam merampok uang rakyat. Mengaku nasionalis dan memiliki kekuatan politik tapi bungkam ketika rumah-rumah ibadah ditutup. Mengaku nasionalis tapi rutin mengirim kader-kader mereka ke KPK," ujar Grace.

Menurut Grace, saat ini banyak yang mengadu domba masyarakat dan mencuri uang rakyat. "Kalau ada orang menyebut dirinya nasionalis, tapi di belakang masih mengadu domba masyarakat dan gemar mencuri uang rakyat. Mereka lebih pantas disebut nasionalis gadungan," kata Grace. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita