Ferdinand: Mungkin PSI Sakit Hati Ahok Lari ke PDIP, Lalu Sindir PDIP Nasionalis Gadungan

Ferdinand: Mungkin PSI Sakit Hati Ahok Lari ke PDIP, Lalu Sindir PDIP Nasionalis Gadungan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Partai Demokrat menilai pernyataan Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang menilai banyak partai yang mengaku nasionalis tapi gadungan, menyindir rekan koalisinya sendiri. Apalagi, Grace kerap menyebut partai nasionalis tersebut suka melakukan korupsi.

Ada pun rekan koalisi yang dimaksudkan adalah PDI Perjuangan. Pasalnya, baru-baru ini, kader partai besutan Megawati itu terlibat korupsi hingga dinilai merugikan keuangan negara Rp 5,8 triliun.

“Saya lebih melihat, Grace menyindir teman koalisinya yang lain ya mungkin juga. Apalagi PDIP kan kita lihat bicara nasionalis tapi koruptor nya paling banyak ditangkapin sekarang kan yang terbaru (Bupati Kotim Korupsi) Rp 5,8 Triliun ya. Jadi mungkin juga Grace menyindir PDIP,” kata Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Rabu (13/2), dikutip dari radarbogor.

Lebih lanjut, Ferdinand juga berpendapat bahwasanya PSI tengah sakit hati karena Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masuk PDIP. Padahal, kata dia, PSI selama ini identik dengan partai yang lantang membela Ahok.

“PSI berharap bahwa Ahok akan di sana, memang partai itu kan boleh kita katakan partai Ahokers, tapi Ahok nya sendiri lari ke PDIP. Mungkin saja karena faktor faktor sakit hati dan dia menyindir PDIP sebagai partai nasionalis gadungan, karena koruptornya banyak belakangan ini,” terangnya.

Di samping itu, Ferdinand menambahkan, tidak ada partai nasionalis yang gadungan. Sebab, partai-partai lain memiliki platform jelas yakni Indonesia raya, Pancasila, UUD 45 dan NKRI.

Dia lantas mempertanyakan PSI, sebagai partai baru lahir yang belum menunjukkan platform yang jelas. Sampai saat ini, belum terlihat integritas dari partai Bro dan Sis itu dikancah politik nasional.

“Sebenarnya mereka ini sumber dananya siapa dari mana kan kita belum tahu ini, sementara mereka terlihat begitu wah dan begitu mewah,” ucap Ferdinand.

“Kalau dilihat disana itu kan anak anak muda yang ya begitu begitu lah, bagaimana mereka membiayai partai ini, dari mana dananya, kenapa mereka tidak pernah menjelaskan secara terbuka, sehingga mereka ini kan pura-pura bersih, pura-pura anti korupsi tetapi mereka sendiri terlalu banyak misteri ya PSI sebetulnya,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengkritik para kaum nasionalis di Indonesia. Pasalnya, mereka selama ini tidak pernah buka suara mengenai kasus intoleransi yang terus terjadi belakangan ini.

Dalam pidato politik yang berjudul “Musuh Utama Persatuan Indonesia”, Grace mengingatkan, bahaya fenomena normalisasi intoleransi. Kondisi itu ditandai dengan masyarakat yang semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal.

Hal ini disampaikan Grace di Festival 11 Yogyakarta yang bertempat di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin, 11 Februari 2019 . Acara dihadiri oleh sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI.

“Mengaku nasionalis tapi ikut meloloskan perda-perda agama yang diskriminatif. Mengaku nasionalis tapi ambil bagian dalam kekuatan politik tengah yang bungkam ketika rumah-rumah ibadah ditutup dan orang-orang seperti Ibu Meliana dipersekusi. Mengaku nasionalis tapi rutin mengirim kader-kader mereka ke KPK,” sindir Grace.

“Kalau ada orang menyebut dirinya nasionalis, tapi di belakang masih mengadu domba masyarakat dan gemar mencuri uang rakyat. Mereka lebih pantas kita sebut nasionalis gadungan!” pungkas Grace. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA