Kivlan Zein Sebut Wiranto sebagai Dalang Kerusuhan 98 dan Jatuhnya Presiden Soeharto

Kivlan Zein Sebut Wiranto sebagai Dalang Kerusuhan 98 dan Jatuhnya Presiden Soeharto

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Kepala Staf Kostrad Angkatan Darat (AD) Kivlan Zein mengatakan Wiranto adalah dalang di balik propaganda kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 silam.

Bahkan, Jenderal pensiun dengan dua bintang tersebut menuding bahwa bekas Ketum Partai Hanura itu juga memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima Abri.

"Yang tujuannya untuk menumbangkan Presiden kedua Soeharto kala itu," kata Kivlan dalam acara "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, (25/2).

Menurut Kivlan, kelicikan Wiranto itu diketahuinya setelah Wiranto memutuskan untuk meninggalkan Jakarta serta insiden berdarah 1998 tengah berlangsung.

"Sebagai Panglima ABRI waktu itu Pak Wiranto meninggalakan Jakarta dalam keadaan kacau, dan kenapa kita yang untuk amankan Jakarta tidak boleh kerahkan pasukan. Jadi kita curiga loh keadaan kacau masa gak boleh mengerahkan pasukan," tambahnya.

Tak hanya itu saja, Wiranto kata Kivlan, juga minta Pak Presiden Soeharto supaya mundur dengan cara membiarkan Mahasiswa menduduki gedung MPR-DPR pada 21 Mei 1998.

Selain itu, Wiranto sebut Kivlan, juga tidak mau memfasilitasi penambahan personil pengamanan untuk masuk ke Jakarta saat kerusuhan berdarah 1998 tersebut terjadi.

"Wiranto tanggal 14 pergi, saya terima telpon tidak boleh Hercules dipakai (untung mengangkut personil tambahan). Akhirnya, kami carter pesawat Mandala dan Garuda. Saya sendiri cek ke Jawa ke Makassar bawa langsung ke Jakarta. Semuanya 15 ribu di Jakarta," terangnya.

Sementara itu, usai Pak Soeharto pulang dari kunjungan kerja ke Mesir, pada tanggal 15 Mei 1998, Wiranto menemui pak Harto. Bersama pasukan pengamanan presiden (Paspampres) mereka mengatakan kepada Soeharto bahwa keadaan kacau dan tak bisa diatasi dan lebih baik bapak mundur.

Kemudian, pada tanggal 16 Mei malamnya pak Harto beber Kivlan, mengeluarkan Kepres ke Wiranto. Keppres pak Harto itu untuk melakukan hal-hal yang perlu untuk mengamankan pembangunan, dan menyerahkan Keppres itu kepada Wiranto. Namun, Wiranto tidak mau melaksanakannya Kepres tersebut.

"Padahal, saya dengar dari intel saya ada 2 Kolonel datang ke UI, UNJ, Trisakti, untuk kerahkan massa mahasiswa kepung MPR. Didukung anak-anak PKI. Bukan hanya mahasiswa massa lain masuk membludak karena dibuka pintu. Keadaan makin kacau karena minta Soeharto mundur," sebut Kivlan.

Kivlan pun berkesimpulan bahwa Wiranto adalah dalang di balik kerusuhan 1998 dan jatuhnya presiden Soeharto saat itu.

"Ya jadi dia waktu dapat Impres amankan Jakarta, Inpres itu dia tolak menjadikan dia semacam Super Semar. Kenapa gak dia kerjakan berarti ada unsur koordinasi untuk melawan perintah pak Soeharto," tutupnya. [mp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita