Tim Prabowo: 'Say No Jokowi' Pengalihan Isu 'Indonesia Barokah'

Tim Prabowo: 'Say No Jokowi' Pengalihan Isu 'Indonesia Barokah'

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menduga isu selebaran 'Say No Jokowi' sengaja diembuskan untuk mengalihkan isu tabloid 'Indonesia Barokah'. Pengembus isu selebaran 'Say No Jokowi' sedang berpura-pura menjadi korban.

"Ini bisa saja 'playing victim' untuk mengalihkan isu 'Indonesia Barokah'," kata Juru Bicara Badan Pemenangan Pemilu Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, kepada wartawan, Sabtu (26/1/2019).

Soal 'Indonesia Barokah', menurut Andre, tabloid itu berusaha membangun bingkai opini. Isi tabloid itu telah dinilai menyudutkan pasangan Prabowo-Sandi. Tabloid itu sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah menelusuri tabloid ini ke sejumlah daerah. Alamat kantor redaksi tabloid 'Indonesia Barokah' ternyata palsu.

Kontroversi tabloid 'Indonesia Barokah' kini disusul dengan isu selebaran 'Say No Jokowi' yang isinya menyerang pasangan calon Jokowi-Ma'ruf Amin. Andre melihat strategi seperti ini juga diterapkan di kasus sebelumnya, yakni kasus alat peraga kampanye 'Raja Jokowi'. Setelah isu ramai dengan tuduhan sana-sini, akhirnya terungkap pemasangnya merupakan pro-Jokowi.

"Patut diduga isu 'Say No Jokowi' ini juga maling teriak maling, supaya terkesan mereka dizalimi," ujar Andre. "Silakan diinvestigasi."

Dia menjamin bukan pihak Prabowo-Sandiaga yang membikin dan menyebarkan selebaran itu. "Saya garansi itu bukan disebarkan oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Kami tidak mendukung cara-cara yang mendiskreditkan pasangan calon lain," kata dia.

Selebaran itu, menurut kubu Jokowi, beredar di Magelang dan Tasikmalaya. Fotonya beredar di jejaring perpesanan. Isi selebaran itu adalah tulisan 'Say No!! Jokowi-Ma'ruf Amin' dengan gambar wajah pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 itu. Ada pula tulisan di selebaran itu, 'Janji adalah hutang. Udah banyak janji, banyak hutang pula'. Tagar 2019 ganti presiden juga tercantum. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita